top of page
Gambar penulisEditor

BMW i8 Roadster: Komparasi Mobil Listrik Hibrida dan Mobil Listrik Murni


"BMW i8 adalah kendaraan listrik hibrida atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Apa bedanya dengan kendaraan listrik murni, seperti BMW i3 atau Hyundai Ioniq yang pernah kami ulas sebelumnya?"

OTOPLUS-ONLINE I BMW melansir dua model di jajaran iSeries. Pertama adalah i3 yang merupakan mobil listrik murni bertenaga baterai. Kedua adalah i8 yang merupakan mobil listrik hibrida plug-in.

Impresi berkendara i3 sudah kami ulas beberapa waktu lalu (baca juga: BMW i3s Tak Hanya Praktis dan Efisien Khas Mobil Listrik, Tapi Juga Mewah). Nah sekarang giliran BMW i8 yang akan kita besut. Seperti apa rasanya mobil seharga Rp 4,4 Miliar ini? Let's ride...


Varian Roadster

  • Varian Roadster terjual sebanyak 3.884 unit selama rentang 2 tahun periode produksinya

  • Desain front hood varian Roadster sedikit berbeda pada bagian air duct jika dibandingkan generasi awal

  • Retractable soft top

  • Back hood terbuat dari polycarbonate glass

BMW melansir varian Roadster pada bulan Mei 2018 melengkapi varian Coupe yang sudah meluncur duluan pada April 2014. Model ini dijual BMW Indonesia dengan harga Rp 4,4 Miliar.

  • BMW taillight design U-Shaped Design yang ikonik

  • Wind channel padukan efisiensi aerodinamika dengan estetika hasilkan koefisen drag 0,26, menjadikannya benchmark di kategorinya

  • Volume bagasi hanya 100 liter

  • Tidak disediakan tuas untuk membuka front hood karena motor listrik berdaya 34 Ah 105 kW maintenance free

Selain atap softop yang bisa dibuka, pembeda lain dari varian Coupe terletak pada desain air duct pada front hood. Bentuknya disesuaikan untuk menghindari buangan panas mesin justru bersirkulasi ke kabin saat atap dibuka. Varian Roadster murni merupakan sport car 2 seater tidak seperti i8 Coupe yang berkonfigurasi 2+2.


Kokpit Futuristik Yang Homy

  • Konsep Streamflow Design dengan scissor doors (pintu gunting), tinggi pintu saat dibuka adalah 1,93 meter

Kabin penumpang i8 tak hanya menyodorkan kesan sporty, area ini kompleks. BMW mendesain konstruksi rangka di jajaran keluarga iSeries secara spesifik. Mereka menamakannya Lifedrive Architecture. Pada dasarnya, rancangan arsitek ini memisahkan i8 menjadi dua bagian, Drive Module dan Life Module.

  • Life Module dan Drive Module

  • Seluruh kabin terbuat dari serat karbon ultra ringan

Life Module jadi tempat penumpang berada. Konstruksi Life Module terbuat dari serat karbon yang sangat kuat namun ringan.


Strukturnya mampu memberikan perlindungan maksimum seandainya terjadi kecelakaan. Sementara bobotnya yang ringan berperan mengompensasi bobot dari baterei dan komponen hybrid lain.

  • Seperti di BMW i3, struktur Life Module terbuat dari CFRP (Carbon Fibre Reinforcement Plastic).

Rancangan interiornya memadukan aspek fungsional dengan bentuk yang jelas. Di balik kemudi, orientasi yang disuguhkan tipikal sport car BMW.


Material interior di i8 dibuat dari material berkesinambungan yang merupakan gabungan antara material yang dapat diperbarui dengan material mentah yang diolah secara alami.

  • Handle untuk membuka pintu tersembunyi menghasilkan permukaan bodi yang mulus

Tetapi kita tidak akan terlalu peduli saat duduk di dalamnya. Oh ya, tuas pembuka pintu model guntingnya (scissors doors) tersembunyi sehingga terkesan menyatu dengan panel pintu. Saat membuka maksimum, pintu akan menjulang setinggi 1,93 meter.

  • Efisien, nyaman dan sporty. Interior i8 Roadster didominasi bahan kulit, recycleable material dan disempurnakan dengan serat karbon

Untuk pengemudi trik masuk ke kabinnya, langkahkan dulu kaki kiri masuk sebelum meletakkan pantat ke alas jok. Layaknya BMW, posisi mengemudi ideal mudah didapat.


Ingat ini sport car tulen, joknya model sport seat yang dilengkapi electric adjuster untuk optimum lateral support dan kenyamanan maksimum. Setirnya tentu memiliki setelan tilt dan teleskopik meski pengoperasiannya manual.

  • Seluruh kendali didesain ergonomis, intuitif dan dalam jangkauan. Satu-satunya fitur yang absen untuk pasar Indonesia adalah pemanas jok

Thanks God! Desain dasbor dan tombol-tombolnya tidak berbagi dengan line up model BMW yang lain. Jujur saja setelah mencoba nyaris semua model BMW, baru di jajaran iSeries, OTOPLUS ONLINE berasa naik model BMW yang lain lantaran di model-model reguler layout dan tombol-tombolnya terlihat identik.

  • Seakan berada di balik kemudi mobil masa depan

Aura di balik kemudi i8 berasa ada di kokpit kendaraan masa depan dengan sistem kendali yang mudah digapai, ergonomis dan intuitif.


Layaknya sport car sejati, duduk di jok i8 yang di unit tes kami menggunakan material perpaduan natural leather dengan bahan tekstil berona Accaro Amido/E-Cooper.

  • Seluruh material kokpit terbuat dari serat karbon, termasuk door handle ini

Meski berasa duduk di mobil balap tapi warnanya menghadirkan kesan homy. Saat duduk, kaki diajak pasrah selonjor dengan pantat berasa duduk tak jauh dari lantainya. Sekadar informasi, ground clearance BMW i8 hanya 117 mm.

  • Posisi duduk khas sportcar, kaki jadi selonjor

Pengemudi disodori dua layar instrumen yang didudukkan pada braket berbahan magnesium. Layar di balik kemudi berupa instrumen meter yang dinamakan Dynamic Instrument Cluster yang menampilkan semua informasi berkendara sementara layar di tengah dasbor merupakan infotainment display.

  • Keterbatasan visibilitas ke belakang dikompensasi dengan kehadiran kamera beresolusi tinggi

  • Kamera di spion untuk memberi visual 360 derajat

BMW i8 telah dilengkapi fitur BMW ConnectedDrive yang cerdas dan mendukung bentuk mobilitas masa depan seperti kemampuan memberikan alternatif rute paling efisien untuk mencapai tujuan.

  • Kapasitas laci ala kadarnya, hanya cukup untuk menyimpan dokumen

Sistem pada infotainment display juga telah dilengkapi dengan BMW Connected App Remote Services untuk iOS and Android sehingga dapat menampilkan dan mengaktifkan menu ponsel pada layar infotainment i8 dengan mudah.

  • Tombol shortcut ke menu radio

  • Tuas untuk membuka softtop tersembunyi di konsol tengah

Menguatkan aura hi-tech, Head of Interior Design, Jochen Paesen bersama timnya, Felix Baerlin dan Markus Speck menciptakan ambience berkualitas tinggi melalui pencahayaan LED.


Cahaya LED pada garis kontur pada pintu, panel instrumen, konsol tengah dan lingkar kemudi dapat dipilih dalam 3 warna EfficientDynamics Blue, Amber Yellow and White.


Impresi Berkendara

  • Suguhkan pengendalian hebat khas sportcar tulen

BMW i8 bukan mobil listrik murni bertenaga baterai, sport car ini merupakan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).


Apa sih bedanya dengan kendaraan listrik murni seperti BMW i3 atau Hyundai Ioniq yang pernah OTOPLUS ONLINE ulas sebelumnya? (Baca juga: Seperti Apa Naik Hyundai Ioniq, Mobil Listrik Murni di Kondisi Sesungguhnya?).


Pertama, sistem tenaga. Perbedaan utama pertama antara kendaraan listrik dan hibrida plug-in adalah sumber tenaga. Mobil listrik murni ditenagai oleh motor listrik (yang mendapat suplai daya dari baterai yang dapat diisi ulang).


Sementara PHEV memiliki sistem tenaga ganda. Motor listrik yang mendapat suplai daya dari baterai yang dapat diisi ulang dan mesin bakar konvensional yang berfungsi ganda sebagai sumber tenaga penggerak juga mengisi daya baterai.

  • Butuh waktu sekitar 3,5 jam untuk memenuhi baterai berkapasitas 11,6 kWh untuk rumah dengan daya listrik 3.300 watt

Kedua, karena tidak memiliki mesin bakar konvensional, mobil listrik akan melaju senyap tanpa suara. Ketiga, biaya per kilometer untuk mobil listrik lebih murah untuk penggunaan sehari-hari. Kami sudah membuktikannya saat mencoba Hyundai Ioniq.


Jarak 137 kilometer jika dikalkulasikan dengan hitungan konsumsi energi listrik hanya memerlukan biaya Rp 34.880, bandingkan dengan kalau kita menggunakan mobil bermesin bensin konvensional 1.500 cc yang butuh anggaran Rp 80.619 ribu.

  • Regenerative braking, energi gesek dari sistem rem dimanfaatkan untuk mengisi daya baterai

Keempat, dalam mode listrik, mobil PHEV akan menyuguhkan jangkauan lebih terbatas dibandingkan mobil listrik murni. BMW i8 Roadster ini misalnya meski kapasitas baterai telah ditingkatkan dari 7,1 kWh menjadi 11,6 kWh tetap saja jarak tempuhnya maksimal hanya 53 kilometer.


Angka ini sudah meningkat dibandingkan sebelumnya yang hanya 37 kilometer. Bandingkan dengan BMW i3 yang dapat menempuh hingga 250 kilometer sekali pengisian baterai secara penuh.


Tetapi jika dikombinasikan dengan mesin bakar tradisionalnya, jangkauan totalnya dapat jauh lebih baik dan bahkan mungkin lebih panjang daripada kendaraan tradisional (sekitar 800-1.000 km).


Kelima, performa. Aspek ini yang masih menjadi keunggulan PHEV sehingga BMW memilih sistem ini untuk i8.

Dengan keberadaan mesin bakar, PHEVmenawarkan performa lebih tinggi dalam beberapa aspek seperti kecepatan maksimum dan jangkauan jarak tempuh.
  • Teknologi Laser Light pertama kali diperkenalkan BMW di i8

BMW i8 menggendong mesin bensin 3 silinder 1,5 liter turbo berkode B38A15T0 bertenaga 231 dk dan torsi 320 Nm. Artinya tenaga yang dihasilkan mencapai 154 dk per liter, angka ini merupakan rasio tenaga tertinggi dari mesin-mesin yang dibuat BMW Group.


Mesin ini diletakkan di poros roda belakang sekaligus menjadi penggerak roda belakang. Tapi jangan harap bisa melihatnya, sebab mesin ditutup panel yang hanya bisa dibuka di bengkel resmi atau authorized workshop.

  • Konstruksi Laser Light dari BMW

  • Jangkauan Laser Light dapat mencapai 600 meter

Di poros roda depan dipasang motor listrik synchronous 34 Ah bertenaga 131 dk dengan torsi 250 Nm. Kedua mesin ini menghuni bagian yang dinamai Drive Module yang strukturnya terbuat dari alumunium ringan karena dapat memangkas 30% bobot dibandingkan jika menggunakan besi.


Sebagai jembatan di antara motor listrik dan motor bakar dipasang baterai berkapasitas 11,6 kWh sepanjang konsol tengah yang oleh BMW dijuluki Energy Tunnel.


Pengurangan massa melalui penggunaan material alumunium dan penempatan baterei di konsol tengah menghasilkan centre of gravity rendah, serta distrubusi bobot depan - belakang ideal, 50-50. Konstruksi itu membuat karakter pengendalian i8 sangat presisi dan patuh, ibarat mengendarainya di atas rel.

  • Mode Comfort sebagai default

Ada 4 Driving Experience Control alias mode berkendara yang disediakan. Mode default adalah Comfort Mode ini memadukan keseimbangan yang sempurna antara performa sporty dan efisiensi bahan bakar. Di mode ini efisiensi bahan bakar pada penggunaan di dalam kota menyentuh 11,9 km/liter.

  • Mode Sport, i8 akan mengeluarkan segenap kemampuannya

Lalu ada Sport Mode, sama seperti Comfort Mode, mode ini menggunakan kedua sumber tenaga namun dalam kondisi full boost dengan back kick dibantu oleh motor listrik.


Di mode ini tenaga total 362 dk dan torsi 570 Nm akan menghempaskan sport car berbobot 1.539 kilogram ini menyentuh 100 km/jam hanya dalam 4,6 detik.


Yang unik nih, suara yang kami muncul di kabinnya ketika berakselerasi maksimum bukan suara mesin 3 silinder 1.500 cc-nya melainkan deru suara mesin V8. Tentu saja itu suara tiruan yang keluar dari sistem audio lansiran Harman Kardon.

  • Mode EcoPro, AC akan dibatasi kerjanya untuk efisiensi maksimum

Sementara mode Eco Pro sakan secara signifikan menurunkan performa mesin melalui pengaturan pada transmisi buatan Aisin F21-360 FT EOP.


Komputer secara cerdas memerintahkan transmisi untuk bergegas pindah ke gigi tertinggi untuk menjaga putaran mesin selalu rendah, serta mengurangi beban kerja sistem air conditioning.


Alhasil dapat meraih efisiensi bahan bakar yang optimal. Di mode ini rata-rata konsumsi bahan bakar yang diraih dapat mencapai 30 km/liter.

  • Mode Auto e Drive, i8 murni mengandalkan kerja motor listriknya.

Terakhir ada mode Auto e Drive yang murni mengandalkan motor listrik. Di mode ini i8 akan melaju senyap tanpa suara dan emisi.


Satu-satunya yang kami dengar ketika melaju di mode ini adalah deru ban 195/50R20 buatan Bridgestone seri Potenza yang digunakan.


Walaupun melaju senyap, sensasi driving pleasure khas BMW tetap dapat dinikmati lantaran motor listriknya dapat menghasilkan tenaga sebesar 131 dk dengan torsi 250 Nm.


Sedangkan karakter suspensinya ketika dipakai melaju di jalan perkotaan seperti Surabaya masih termasuk baik, Karakternya memang kaku khas sport car namun tidak sampai keras yang bikin sakit punggung.


Komposisi dari dimensi panjang 4.689 mm, lebar 1.942 mm dan tinggi 1.298 mm terasa tidak menyulitkan ketika dipakai harian.


Kecuali kalau harus putar balik atau bermanuver di area yang sempit karena radius putarnya mencapai 12,3 meter salah satunya karena jarak sumbu roda i8 yang mencapai 2.800 mm. Positifnya dengan jarak sumbu roda panjang, stabilitasnya ketika melaju pada kecepatan tinggi akan terasa.

  • Lorong udara yang meningkatkan kemampuan aerodinamika sekaligus membantu sistem pendinginan mesin

Tapi seperti kebanyakan sport car di segmen ini, perhatikan ground clearance. Dengan ketinggian dari permukaan jalan tak lebih dari 12 cm atau persisinya 117 mm jelas harus ekstra berhati-hati terutama ketika menjumpai speed trap alias polisi tidur.


Sayangnya BMW Indonesia tak lagi menjual model ini. Bukan tidak ada permintaan melainkan karena BMW Jerman sudah menghentikan produksi i8 per Juni 2020 lalu.


Teks & Foto: Nugroho Sakri Yunarto

Comments


bottom of page