Usung parts premium comotan dari Kawasaki Ninja H2, Ducati Panigale 1199, dan MV Agusta F4!
OTOPLUS-ONLINE I Sebelum banyak diberitakan media karena keberhasilannya memenangkan predikat National Champion Honda Modif Contest (HMC) 2021, CBR250RR ini lebih dulu viral di Youtube Platinum Motor Pontianak.
Menurut pengakuan Jonny Fressaner dari Platinum Motor Pontianak yang mengerjakan modifikasinya, itu karena CBR250RR ini dianggap sebagai yang terhedon sedunia!
"Sebutan itu diberikan sendiri oleh netizen yang berkomentar di akun Youtube kami. Bahkan CBR250RR ini juga sempat viral setelah di-TikTok oleh TikToker dari negeri Gajah Putih (Thailand)," kata Jonny kepada OTOPLUS-ONLINE.
Alasannya, menurut Jonny karena sampai saat ini pun belum ada CBR lain yang parts-nya semahal ini. "Dan parts yang digunakan tidak dijual di pasar limbah moge di Indonesia."
Bisa begitu karena dari keterangan Jonny, motor ini adalah milik temannya, Ricky Halim yang juga adalah pemain motor besar. "Kebetulan ia memiliki Kawasaki Ninja H2 yang sudah full dimodifikasi, sehingga sebagian parts orinya enggak dipakai lagi," ungkap Jonny.
Nah parts Kawasaki Ninja H2 ini kemudian diadopsikan pada CBR250RR ini. Itu pun digabung dengan parts motor dari tiga brand lain. "Jadi yang paling menarik dari motor ini adalah penggabungan parts dari motor produksi empat brand berbeda, yakni dua brand Jepang, Honda dan Kawasaki, serta dua brand Italia, Ducati dan MV Agusta," ungkap Jonny.
Dicontohkannya bagaimana body futuristik CBR250RR dipadukan dengan pelek super keren milik Kawasaki Ninja H2. Kemudian paket swingarm dan monoshock samping dicomot dari motor Ducati Panigale 1199, yang dipadukan knalpot milik MV Agusta F4 yang punya nilai seni tinggi.
Penggabungan parts sportbike empat merek ini sesuai dengan konsep modifikasi yang mengarah ke superbike dengan komponen premium.
Pemasangan parts beda merek ini pun tidak sampai mengharuskan dilakukannya perubahan pada rangka utama maupun subframe. "Hanya saja ada sebagian cover undertail yang dipotong menyesuaikan bentuk knalpot yang tepat di bawah buritan. Dari dua pipa menjadi satu, dan lubang pembuangan akhir dibagi menjadi empat," tunjuk Jonny.
Namun bukan berarti tanpa kesulitan. Menurut Jonny, paling sulit adalah pemasangan swing arm Ducati Panigalle 1199. Sebab dudukan monoshock-nya ada di samping. Sangat beda dengan sportbike pada umumnya. "Swingarm ini sendiri kita pakai kepunyaan Ducati Panigalle 1199 yang sangat rare dan second-nya hanya ada satu di Indonesia,"
Menurut Jonny akan mustahil jika monoshock dipasang sesuai posisi asalnya, karena aslinya Panigalle tidak memiliki deltabox. "Sehingga kalau diaplikasi tanpa memanjangkan arm, maka monoshock pasti akan nyangkut di bagian rangka dan deltabox," tunjuknya.
Nah karena enggak mau rangka utama motor dipotong, maka swingarm terpaksa dipanjangkan sebanyak 10 cm sehingga monoshock tidak kena rangka dan deltabox.
"Terus dudukan yang ada di ujung monoshock juga kita ubah menggunakan dudukan frame slider. Semua itu kita buat plug and play. Jadi tinggal dilepas saja bila mau dicopot," tandasnya.
Pemasangan pelek belakang juga lumayan sulit, karena harus menggabungkan as pro arm Ducati ke pelek Kawasaki Ninja H2. "Pada Ducati hanya menggunakan pin dan satu baut besar di tengah pelek. Sedangkan H2 lebih mirip pelek mobil, yang memiliki lima buah lubang baut," kata Jonny.
Menyiasatinya, bagian as pro arm dipotong, dan dibikinkan adaptor yang pas untuk mengunci pelek sebanyak 5 lubang.
Sementara untuk body motor, semuanya bawaan CBR250RR yang desainnya dianggap sudah sangat aerodinamis. "Hanya saja ada penambahan air intake pada perisai depan, dan penambahan winglet karbon di bagian depan dan samping," kata Jonny.
Modifikasi lain yang dilakukan hanya berupa pelapisan panel dasbor dengan karbon kevlar. Sedangkan di bagian fairing depan hingga buritan belakang diairbrush dengan tema helm X-14 milik Dani Pedrosa yang bergambarkan kucing Maneki-neko di bagian tangki,
Sementara di bagian fairing kanan ditambahkan gambar putri Jepang, dan di sisi kiri ada gambar samurai yang digambar menggunakan kuas. "Jadi seperti melukis di atas kanvas, dan kemudian kita tambahkan aksen gold leaf di beberapa bagian," tutur Jonny.
Setelah selesai, Jonny mengatakan, performa motor tetap bagus dan sangat enak dikendarai. "Hanya saja sudut belok kemudi sedikit berkurang, karena menggunakan fork depan upside down Kawasaki Ninja H2 yang memiliki triple clamp lebih lebar," pungkasnya.
Data modifikasi:
Basis: Honda CBR250RR 2016 Fork depan: Kawasaki H2 Swingarm: Ducati Panigale 1199 Pelek: Kawasaki Ninja H2 Knalpot: MV Agusta F4 Camera depan-belakang: GoPro Ban depan: Pirelli Superbike 120/60-17 Ban belakang: Pirelli Superbike 180/55-17 Kaliper rem: Brembo M50 Footstep: CnC Spion: Winglet B Project
Monoshock: Ohlins
Pemilik: Ricky Halim (IG: @rqhalim)
Modifikator: Platinum Motor Pontianak
Instagram: @platinummotorptk
Youtube: platinummotorpontianak
Teks: Indramawan
Foto: HMC
Comments