top of page
Gambar penulisEditor

Final Kejurnas Adventure Offroad Individual dan Team 2023 di Sirkuit "Liar Biasa"!

Sirkuit Janoko 4X4 di Pajangan - Bantul sajikan tantangan berbeda dengan lay out sirkuit "liar biasa", bukan lagi luar biasa!


OTOPLUS-ONLINE | Berbeda dari seri-seri sebelumnya, lay out sirkuit yang digunakan untuk gelaran seri pamungkas alias Final Round Kejurnas Adventure Offroad Individual dan Team 2023 pada Hari Sabtu – Minggu (9-10/12) kemarin di Sirkuit Janoko 4X4, Pajangan – Bantul memang menyajikan tantangan yang berbeda.

Desain lay out sirkuit kali ini boleh dikata liar biasa, bukan lagi luar biasa


“Track nya lebih menantang untuk ditaklukan karena banyak handicap yang bervariasi di tiap scs (special competition stage) dan technical sekaligus juga tricky karena banyak jebakan-jebakan yang membuat offroader harus berpikir trick dan strategi untuk menaklukan track dengan quick and clean”, terang Wahyu Lamban Jatmiko, offroader nasional asal Yogyakarta.


Just Info, pada seri 1 di di Sirkuit Mahendra Tasikmalaya (21-22/10) lalu, sirkuit yang disajikan punya karakter high speed dengan kontur sirkuit yang cenderung flat. Sehingga mobil dengan performa dan kapasitas mesin besar diuntungkan di sirkuit dengan karakter seperti ini.


Sedangkan di seri ke-2 di Sirkuit Gunung Kendil Madiun (25-26/12) lalu, sedikit mirip dengan di Sirkuit seri 3 Yogyakarta dengan kontur tanah yang berbukit-bukit.


Yang membedakan dengan sirkuit di Yogyakarta adalah soal handicapnya. “Desain lay out sirkuit kali ini boleh dikata liar biasa, bukan lagi luar biasa karena menyajikan lebih banyak tantangan yang berbeda dari seri ssebelumnya dengan handicap yang lebih lengkap dan bervariasi”, tutur Ari Janoko, sang ketua Panitia.


Sebut saja, “Mulai dari tanjakan dan turunan curam, tikungan patah, tikungan rolling speed, superbowl, jumpingan, lumba-lumba, sampai dengan jalur negative kanan dan kiri, semua lengkap ada di sirkuit ini”, tutur Ari Janoko, sang ketua Panitia.


Ditambah lagi, selain handicap yang banyak, jalur track nya juga dibuat lumayan panjang. Nah, disini dituntut kejelian offroader untuk membaca sirkuit dan menghafal track dengan melakukan survey track sebelum balap. Salah membaca track yang technical dan tricky ini, atau terlalu bernafsu nge-gas juga bakal berakibat beresiko merugikan offroader itu sendiri.


Resiko terkecil, adalah salah jalur atau memutus pita banner pembatas atau patok pembatas track yang berakibat penalti pengurangan poin. Dan resiko terbesarnya adalah mobil bisa terbalik atau istilah yang dikenal dikalangan offroader adalah “klonthank” dan tak bisa melanjutkan scs dan dinyatakan DNF (Do Not Finish).


Dengan lay out seperti ini, persaingan jadi semakin ketat. Pasalnya, “Antara mobil dengan kapasitas mesin lebih besar dengan mobil berkapasitas mesin dibawahnya punya peluang yang sama, tergantung dengan focus dan strategi masing-masing offroader”, ujar Wahyu lamban.


Seperti di kelas G3 (Kelas Upper 2501cc), terjadi persaingan ketat karena gap poin antara masing-masing offroader cukup tipis. Sehingga di seri pamungkas kali ini adalah kesempatan mereka untuk menambah pundi-pundi poin dengan tampil terbaik dan menyelesaikan race dan menaklukan track dengan cepat tanpa hukuman pengurangan poin.


Tetapi meskipun paling menantang, sirkuit ini cukup aman. “Kami berusaha semaksimal mungkin membuat desain sirkuit ini aman, nyaman dan zero accident baik bagi offroader itu sendiri maupun bagi penonton yang menyaksikan seri final kali ini”, pungkas Ari Janoko yang puas atas kesuksesan penyelenggaraan kali ini.


Teks dan Foto: dJansen

Comments


bottom of page