top of page
Gambar penulisEditor

Inden Innova Zenix Hybrid Kelamaan? Almaz Hybrid Ready Stock Bisa Jadi Pilihan

Sebelumnya, simak dulu kelebihan dan kekurangan Wuling Almaz Hybrid setelah kami lakukan test drive.

OTOPLUS-ONLINE I Wuling Almaz Hybrid diluncurkan pada 3 November 2022. SUV ini dipasarkan oleh Arista Wuling dengan harga Rp477.300.000 (OTR Surabaya).

Atapnya berwarna hitam seperti Almaz RS Pro


Di antara sesama SUV hybrid seperti Nissan Kicks e-Power atau Toyota Corolla Cross Hybrid, harga Almaz Hybrid paling terjangkau meski secara dimensi ukurannya sekelas Mazda CX-5 atau Honda CR-V.

Lips bumper dengan aksen karbon


Detail desain baik eksterior maupun interior dari Almaz Hybrid tak banyak berbeda dengan Almaz RS Pro. Hanya beberapa bagian dapat aksen warna biru seperti emblem RS, lis bumper depan, ring foglamp, ornamen knalpot ala-ala di bumper belakang, Start/Stop Button dan tambahan emblem Hybrid.

Lampu belakang dan panel piano black yang menyatukan kedua sisi lampu tak berbeda dengan Almaz RS Pro


Banderol Almaz Hybrid hanya sedikit lebih mahal dibandingkan Toyota Kijang Innova Zenix G HV (Hybrid Vehicle) yang dijajakan dengan harga Rp 465.733.000 (OTR Surabaya).

Warna krem di interior jadi pembeda dengan Almaz RS


Namun sebagai informasi, semua varian Innova Zenix Hybrid statusnya inden antara 3-4 bulan! Sementara Almaz Hybrid ready stock untuk semua warna, sebagaimana dituturkan Sanni, Branch Head Arista Wuling HR Muhammad Surabaya.

Lingkar roda di Almaz Hybrid berukuran 18 inci, lebih besar dari Almaz RS yang 17 inci dan Almaz yang 16 inci. Meski sudah terlihat lebih proporsional, akan lebih cakep kalau tapak ban memakai ukuran lebih lebar seperti 225/55R18 dari ukuran saat ini yang 215/55R18


Lalu apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan Almaz Hybrid? Sebelumnya mari kita bahas teknologi hybrid yang disandangnya.


Teknologi Almaz Hybrid

Almaz Hybrid mengadopsi jenis Strong Hybrid yang memungkinkan SUV ini digerakkan oleh motor listrik saja jadi bukan Mild Hybrid seperti yang ada di Suzuki Ertiga dimana motor listrik hanya berperan sebagai assist untuk mesin bensinnya. Mesin bensin dan motor listrik di Almaz Hybrid akan bekerja dengan sistem seri dan paralel yang Wuling sebut Multi Mode Hybrid.



Motor listrik utama yang berperan sebagai penggerak roda mengadopsi tipe permanent magnet synchronous motor. Motor listrik ini mampu membangkitkan tenaga sebesar 174 DK dan torsi 320 Nm. Motor ini terhubung langsung ke roda depan dengan perantara reduction gear yang dinamai Dedicated Hybrid Transmission (DHT). Reduction gear ini memungkinkan perpindahan motor listrik, generator dan mesin bensin berlangsung smooth.

Almaz Hybrid ditenagai motor listrik bertenaga 174 DK dan mesin bensin 123 DK


Sementara generator pengisi baterai jenis ternary lithium ion yang punya tegangan 355 Volt dengan kapasitas 1,8 kW mengandalkan motor listrik juga tipe permanent magnet synchronous motor yang bertenaga 100 DK. Generator ini digerakkan oleh mesin bensinnya untuk membangkitkan daya guna mengisi baterai.



Untuk mesin bensinnya, Almaz Hybrid menggunakan mesin yang berbeda dengan Almaz Turbo. Kalau Almaz Turbo pakai mesin turbo bersiklus Otto berkapasitas 1.451 cc bertenaga 140 DK/5.200 rpm dengan torsi 250 Nm/1.600-3.600 rpm.


Sementara Almaz Hybrid mesinnya non turbo (normally aspirated) berkode LJM20A dengan siklus Atkinson yang punya cycle exhaust lebih panjang untuk mengejar efisiensi BBM. Mesin ini punya kapasitas 1.999 cc dengan tenaga 123 DK/5.600 rpm dan torsi 168 Nm/4.000-4.400 rpm.


Sistem Kerja Hybrid di Wuling Almaz

Tombol Start-Stop tidak untuk menghidupkan mesin bensin tapi menyalakan baterai


Begitu tombol START ditekan, otomatis masuk posisi IDLE yang akan mengaktifkan baterai untuk menghidupkan instrument meter, head unit, AC dan perangkat elektronik lainnya. Saat IDLE jika kondisi baterai cukup dan mobil belum bergerak maka mesin bensin tidak akan menyala. Ketika dipakai bergerak pun bila kapasitas baterai masih memadai, mesin bensin tidak menyala.



Bila baterai hampir habis saat mobil belum bergerak, Intelligent Electronic Control System (IECS) akan segera memerintahkan mesin bensin menyala memutar generator untuk mengisi baterai berkapasitas 1,8 kW. Proses ini masuk mode Parking Charge. Pada mode ini saat mesin tiba-tiba menyala untuk mengisi baterei, bisa mengagetkan seperti yang kami alami.

Shiftknob-nya tipe electronic shifter. Murni berupa switch tanpa komponen mekanis di bawahnya. Shiftknob jadi penanda kalau ini Almaz Hybrid


Ketika mulai jalan dari 0 km/jam hingga maksimal 40 km/jam, Almaz Hybrid akan masuk mode EV Mode yang murni digerakkan motor listrik saja selama kapasitas batereinya memadai. Begitu melewati 40 km/jam, secara otomatis masuk mode Series Hybrid dimana mesin bensin akan hidup memutar generator untuk mengisi ulang daya baterai.

Instrument meter futuristik dan informatif


Mesin bensin baru akan mulai memutar roda penggerak (depan) saat laju kendaraan menyentuh 78 km/jam. Pada kecepatan ini rasio kecepatan sudah masuk dengan rasio fixed gear DHT-nya. Apabila throttle diinjak lebih dalam atau saat beban berat, IECS akan mengaktifkan baterei untuk bekerja paralel dengan mesin bensin menggerakkan mobil. Mode ini disebut Parallel Hybrid. Dan ketika throttle dilepas saat berjalan secara otomatis sistem Regenerative Braking akan aktif untuk membantu pengisian baterai.


Nah sekarang mari kita simak kelebihan dan kekurangannya.


Kelebihan

Ready stock

Ada 3 pilihan warna selain Pristine White seperti unit tes kami ini


Seperti dikatakan Sanni, Almaz Hybrid statusnya ready stock. Tak perlu menunggu 3-4 bulan seperti jika akan membeli Innova Zenix Hybrid. Almaz Hybrid tersedia dalam 4 pilihan warna yaitu Starry Black, Aurora Silver, Carnelian Red atau Pristine White seperti unit tes kami ini. Oya pilihan Pristine White (putih) juga tidak perlu menambah Rp 3 juta seperti halnya di Innova Zenix.

Komponen support system hybrid seperti Intelligent Electronic Control System ini dapat garansi 3 tahun atau 60.000 km


SUV yang dirakit lokal di pabrik Wuling Cikarang ini mendapatkan garansi umum 3 tahun atau 100.000 km ada juga garansi komponen utama mesin dan transmisi selama 5 tahun atau 100.000 km. Untuk baterei dan motor listrik mendapatkan garansi selama 8 tahun atau 120.000 km sementara support system hybrid seperti (IECS) dapat garansi 3 tahun atau 60.000 km. Konsumen juga akan dibebaskan dengan biaya jasa servis selama 4 tahun atau 50.000 km.


ADAS (Advanced Driver Assistant System)

Adaptive Cruise Control memungkinkan SUV ini menyesuaikan kecepatan dengan kendaraan di depannya tanpa pengemudi harus mengoperasikan rem


Sistem ini mampu mendeteksi dan mencegah kecelakaan. Sistem ini akan bekerja dari input kamera monokular di kaca depan dan radar mini meter wave di bumper depan. ADAS di Almaz Hybrid terdiri dari: Adaptive Cruise Control (ACC), Bend Cruise Assistance (BCA), Traffic Jam Assistance (TJA), Intelligent Cruise Assistance (ICA), Safe Distance Warning (SDW), Forward Collision Warning (FCW), Collision Mitigation System (CMS), Automatic Emergency Braking (AEB), Intelligent Hydraulic Braking Assistance (IHBA), Lane Departure Warning (LDW), Lane Keeping Assistance (LKA), Intelligent Head Beam Assistance (IHMA).

Bend Cruise Assistance akan mengurangi kecepatan kendaraan secara otomatis ketika memasuki tikungan sehingga kita tidak perlu khawatir terlalu cepat saat melintas di tikungan. Tidak semua mobil dengan sistem ADAS memilikinya.


Sistem ADAS di Almaz Hybrid kami cobakan di ruas tol Surabaya-Malang. Fitur-fitur Traffic Jam Assistance (TJA), Intelligent Cruise Assistance (ICA), Safe Distance Warning (SDW), Forward Collision Warning (FCW), Collision Mitigation System (CMS), Automatic Emergency Braking (AEB) dan Intelligent Hydraulic Braking Assistance (IHBA) sangat efektif di ruas tol yang padat seperti ruas Surabaya-Gempol.

Radar mini meter wave ditanam di gril bagian bawah


Lepas entrance Gempol sampai ke Malang yang tidak terlalu ramai, fitur-fitur Adaptive Cruise Control (ACC), Bend Cruise Assistance (BCA), Lane Departure Warning (LDW) dan Lane Keeping Assistance (LKA) kami rasa sangat membantu kenyamanan berkendara jarak jauh.


Konsumsi BBM

Jalanan macet menuju kota wisata Batu, Malang tak membuat konsumsi BBM jadi boros, kami bahkan dapat mencetak konsumsi BBM rata-rata 20 km/liter


Iritnya pemakaian BBM memang jadi keunggulan mobil hybrid termasuk di Almaz Hybrid. Untuk mengetes konsumsi BBM-nya sengaja kami memilih momen libur akhir tahun menuju kota wisata Batu di kabupaten Malang yang terkenal macet. Jangankan masa libur akhir tahun, saat weekend saya kemacetannya parah.



Serunya jalanan yang macet justru membuat kami tersenyum pasalnya konsumsi BBM jadi sangat irit hingga menyentuh 20 km/liter! Padahal saat kami pakai melibas ruas tol Surabaya-Malang konsumsi BBMnya paling irit di kisaran 17,2-17,4 km/liter.

Mensyaratkan penggunaan bensin beroktan minimal 92


Bandingkan dengan konsumsi BBM Almaz Turbo yang berkutat 7-8 km/liter untuk pemakaian dalam kota dan 11-12 km/liter untuk pemakaian di tol.


Fitur Melimpah

Panoramic roof menghadirkan kesan lega di kabin


Paling menonjol jelas fitur Internet of Vehicle yang memungkinkan kita mengontrol mobil hanya melalui ponsel pintar lewat aplikasi My Wuling+ di android.Hal-hal yang bisa dilakukan status mobil berikut lokasinya, sisa jarak berkendara,

Kamera 360 HD menampilkan visual 3 point of view berbeda dengan garis pandu yang memudahkan pengemudi ketika bermanuver terutama di ruang yang terbatas


Buka kunci pintu dan bagasi, buka tutup jendela, mati-nyalakan mesin dan AC-nya. Ada juga fitur geo fencing yang akan menginformasikan kalau mobil ini melewati batas yang telah kita tentukan. Di dalam aplikasi tersebut ada fitur Bluetooth Key yang memungkinkan kita mengaktifkan mobil ini lewat ponsel kita tanpa harus bawa kunci.

Sistem audio mengandalkan produk Infinity


Fitur WIND (Wuling Indonesia Command) yang dapat melakukan perintah-perintah sederhana seperti membuka jendela atau menyalakan AC tentunya juga tersemat di Almaz Hybrid. Fitur perintah suara ini termasuk pintar karena dapat mengenali berbagai logat bahasa indonesia.

Wireless charger yang tidak akan didapati di Almaz non hybrid


Instrument meternya berbeda dengan varian Almaz lain. Almaz Hybrid dibekali instrument meter TFT LCD full color yang informatif dan atraktif dengan animasi sosok Almaz di layar tengah.

Wireless charger yang tidak akan didapati di Almaz non-hybrid


Head unitnya terlihat lega dengan bentang layar 10,4 inci. Nyaris semua kontrol menu dapat dilakukan melalui head unitnya termasuk Setting seperti audio setting mencakup tampilan, suara, efek suara, layar transmisi, sistem, kode QR lalu vehicle setting meliputi ADAS, jendela, kunci pintu, lampu, lainnya.


Akomodasi kabin

Bangku baris kedua sanggup mengakomodir 3 penumpang dewasa dengan proper


Sektor ini memang jadi salah satu kelebihan Almaz. Dengan dimensi panjang 4.655 mm dan jarak sumbu roda 2.750 mm kabin Almaz terasa lega, khususnya bisa dirasakan ketika duduk dibangku baris kedua.

Ruang bagasi saat jok baris ketiga dilipat


Jok di baris kedua dapat digeser maju-mundur dengan rentang jarak yang jauh. Saat dimajukan maksimal pun masih tersisa ruang untuk kaki bergerak, jika jok baris kedua dimundurkan maksimal, ruang kaki yang disodorkan jadi luar biasa longgar meski bakal tidak menyisakan ruang kaki pada jok baris ketiga.

Masih menyisakan kompartemen untuk menyimpan berbagai barang di bawah lantai bagasi


Walau kapasitas bagasinya tidak sebesar Almaz non hybrid lantaran keberadaan baterai yang diposisikan di bawah jok ketiga, volume bagasi di Almaz Hybrid masih tergolong lapang.

Outlet airvent di baris kedua, bangku baris ketiga bahkan memiliki setelan kipas individual


Jika membutuhkan ruang bagasi lebih besar, jok baris ketiga dapat dilipat dengan komposisi 50:50, saat dilipat akan rata lantai.

Dimensi panjang 4.655 mm dan jarak sumbu roda 2.750 mm menyumbang aspek kelegaan kabin


Bila masih membutuhkan ruang lebih besar untuk membawa barang, jok baris kedua juga dapat dilipat dengan komposisi 40:60 dan saat dilipat nyaris rata lantai.


Posisi mengemudi

Jok pengemudi dibekali setelan elektris 6 arah


Berada di balik kemudi Almaz, kesannya commanding. Pandangan ke depan pun leluasa karena dasbornya rendah tidak diganggu dengan desain floating monitor seperti trend kebanyakan mobil saat ini.



Meski setirnya tidak dilengkapi dengan setelan teleskopik (maju-mundur), posisi mengemudi di Almaz Hybrid masih tergolong ergonomis.

Steering switch control terklasterisasi dengan baik dan intuitif


Selain karena sudut kemiringan kemudi yang pas, joknya dibekali setelan elektris 6 arah yang memudahkan pengemudi meraih posisi duduk paling nyaman saat mengemudi.


Perjalanan 80 kilometer melintas ruas tol Surabaya-Malang sampai bermacet ria ketika melintas ruas Karang Ploso-Batu sama sekali tidak membuat kami komplain dengan posisi mengemudinya.


Kekurangan

Head unit

Tombol shortcut AC hanya untuk mematikan dan menghidupkan, untuk mengatur suhu dan hembusan harus dilakukan melalui layar head unit


Berukuran besar, 10.4 inci dengan visual yang cukup baik dan tampilan ala smartphone. Sayangnya head unit ini belum dapat terkoneksi dengan Apple Carplay dan Android Auto. Selain itu kontrol AC juga harus dilakukan melalui head unit sehingga agak merepotkan jika terpaksa harus dilakukan saat mengemudi.


Mekanisme Buka Pintu

Pintu belakang bukaannya berat, akan merepotkan buat kaum hawa


Harus diakui, ketebalan pelat bodi Almaz berada diatas rata-rata SUV di kelasnya, bahkan bisa disetarakan dengan SUV asal Eropa.

Tuas one touch tumble hanya ada di sisi kiri jok baris kedua


Namun sebaiknya Wuling perlu memperbaiki mekanisme bukaan pintu khususnya pintu belakang yang belum dibekali sistem motorized begitu juga mekanisme pelipatan jok yang terasa berat.


Bangku Baris Ketiga

Headroom tidak masalah, hanya duduknya berasa jongkok


Kami tidak rekomendasikan bangku baris ketiga untuk penumpang berpostur diatas 160 cm karena selain ruang kaki terbatas juga posisi duduknya berasa jongkok. Meski begitu Wuling tetap membekali baris ketiga dengan seatbelt yang proper dan outlet airvent berikut switch fan speed untuk penyetelan AC individual di baris ketiga.


Body roll

Perubahan tipe suspensi belakang dari model independen jadi torsion beam yang lebih ringkas


Tidak seperti kebanyakan mobil hybrid, Wuling meletakkan baterai di bawah jok baris ketiga. Keberadaan baterai otomatis menyita ruang yang tadinya ditempati ban cadangan. Konsekuensi lain, Wuling harus mengubah suspensi belakang dari model independent multi link menjadi torsion beam yang konstruksinya lebih ringkas.


Dengan suspensi belakang model torsion beam dan penambahan bobot baterai, body roll di Almaz Hybrid terasa lebih besar jika dibandingkan dengan Almaz non hybrid. Hal itu kami rasakan ketika melibas tikungan panjang menuju exit tol Singosari.


Deru Ban

Almaz Hybrid menggunakan ban ukuran 215/55R18 dari GT Radial Champiro


Saat berjalan pada mode EV (Electric Vehicle) yang senyap, satu-satunya suara yang menyusup masuk adalah deru dari ban. Menurut kami bukan sistem peredam suara yang perlu ditingkatkan tapi ada baiknya Wuling mempertimbangkan menggunakan ban khusus untuk kendaraan listrik atau hybrid yang mampu menopang bobot lebih berat, menyalurkan torsi besar lebih instan, low noise dan hambatan gelinding rendah. Bukan seperti ban yang tersemat saat ini.


Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto

Comments


bottom of page