MINI Electric memakai basis MINI Cooper 3-door ditenagai motor listrik yang sama dengan BMW i3S berdaya 135 kW atau 184 DK dan torsi 270 Nm.
OTOPLUS-ONLINE bersama MINI Electric yang memakai basis MINI Cooper 3-door.
OTOPLUS-ONLINE I MINI Electric resmi meluncur di Indonesia pada 8 Juni 2022 dengan harga off the road Rp945.000.000 untuk varian MINI Electric, dan Rp955.000.000 untuk MINI Electric Collection.
MINI Electric ditawarkan dengan harga on the road Rp 1.190.000.000.
“Di Surabaya, MINI Electric ditawarkan dengan harga on the road Rp 1.190.000.000,” sebut Prasetyo, Branch Head Plaza MINI Arjuna, Surabaya.
Kehadirannya menjadikan MINI Electric sebagai mobil kompak premium bertenaga listrik murni pertama di Indonesia.
Gril tampil polos khas mobil listrik sekaligus jadi penanda kalau ini MINI Electric sekaligus untuk meningkatkan efisiensi aerodinamika.
Serunya, MINI Electric yang telah dikembangkan selama satu dekade ini ditenagai motor listrik yang sama dengan BMW i3S berdaya 135 kW atau 184 DK dan torsi 270 Nm tetap menyuguhkan keasyikan berkendara ala gokart khas MINI.
Desain pelek unik, mengadopsi bentuk 3 pin electric socket seperti yang dipakai di mayoritas colokan listrik rumah-rumah di Inggris.
Aksen warna kuning pada gril, logo, spion, setir sampai switch start-stop.
Bisa begitu lantaran MINI Electric dibangun menggunakan basis dari unit bermesin bensinnya. Selain kelebihan itu, apa saja kelebihan atau bahkan kekurangan yang menjadi bawaan MINI Electric?
Setelah OTOPLUS-ONLINE mencoba, berikut rangkuman plus-minusnya.
Kelebihan
Built Quality
Detail interiornya unik dan mewah.
Seluruh material eksterior dan interior khas MINI yang terasa well built dan well designed. Kesan premium langsung mencuat begitu memasuki kabinnya yang imut.
Tampilan multimedia display full color yang jernih.
Desain interior yang unik dengan aksen krom dan piano black bisa tampak padu dengan aura modern dari layar multimedia dan instrument meter TFT full color yang menyuguhkan tampilan tajam dan bening.
Performa
Motor listrik berdaya 184 DK dengan torsi 270 Nm.
MINI melengkapi Electric dengan 4 pilihan mode berkendara, Green+, Green, Mid dan Sport. Untuk harian cukup gunakan mode Mid.
Pada mode Sport, motor listrik yang sama dengan kepunyaan BMW i3S jadi begitu agresif merespon sentuhan pada pedal gas, sementara bila diposisikan pada mode Green apalagi Green+ responnya sangat smooth, hanya cocok untuk mereka yang super santai.
Indikator Energy Recovery diinformasikan pada sisi kiri driver display.
Top speednya tidak istimewa hanya sekitar 150 km/jam tapi akselerasi yang membuatnya spesial, 0-100 km/jam bisa diraih hanya dalam 7,3 detik.
MINI Electric dibekali dengan fitur One Pedal yang memungkinkan pengoperasiannya cukup menggunakan throttle tanpa butuh mengoperasikan pedal rem berkat teknologi Regenerative Braking dimana energi deselerasi dimanfaatkan untuk mengisi ulang baterai.
Pengisian 0-80% dengan arus DC 50 kWh 0-80% cukup dalam 36 menit. Sementara jika menggunakan arus listrik AC pada sambungan rumah berdaya 2,2 kW akan butuh waktu 12 jam untuk pengisian 0-80%.
Ada dua mode Regenerative Braking, High Energy Recovery dan Low Energy Recovery. Pada posisi Normal, fungsi regenerative-nya begitu kuat sehingga mobil ini akan langsung tertahan lajunya begitu pengemudi melepas injakan kaki dari throttle.
Pengendalian
Menikung dengan kecepatan tinggi, body roll tetap minim.
MINI Electric dibangun menggunakan platform MINI Cooper 3 Door bermesin bensin. Konsepnya menggabungkan mobilitas berkelanjutan dengan tenaga penggerak listrik murni namun tetap dapat menyuguhkan keseruan berkendara ala gokart khas MINI.
Pengendaliannya kami kategorikan fantastis karena sangat patuh, langsung dan responsif juga mampu memberikan keseimbangan, berkat distribusi bobot ideal 50:50 dan peletakkan baterai dalam kompartemen berbentuk hurut T yang diposisikan di tengah dan di bawah jok belakang.
Demi mengejar karakter gokart feel, karakter suspensi dibuat kaku.
Keistimewaan baterai di MINI Electric adalah jika terjadi kerusakan, memungkinkan dilakukan penggantian per modul seharga Rp 7 juta. Jadi tidak perlu melakukan penggantian utuh satu unit baterai yang harganya hingga puluhan juta.
Sebagai informasi, baterai 32,6 kWh di MINI Electric punya 12 modul baterai.Baterai ini digaransi selama 8 tahun atau 100.000 km.
Fitur
Desain doortrim unik yang mengakomodir spiker dan illumination light
Panoramic sunroof
Welcoming Light direfleksikan dari sisi bawah kaca spion
Selain panoramic sunroof, welcoming dan illumination light, MINI Electric menawarkan fitur-fitur hi-end seperti sistem audio Harman Kardon 12 spiker, driver assitance, driving mode sampai fungsi satelite navigation (satnav) yang dapat mengestimasi jarak tempuh sesuai kapasitas baterai.
Kekurangan
Ruang belakang
Jok belakang tidak nyaman untuk perjalanan jauh.
Seperti MINI 3-Door, kabin belakang MINI Electric sempit. Ruang kaki sangat terbatas, begitu juga ruang kepala. Jok belakang hanya untuk dua orang penumpang, idealnya dengan tinggi tak lebih 180 cm. Untungnya desain jok cukup ergonomis dibalut material kulit lembut.
Volume bagasi hanya 211 liter.
Sementara di kabin sisi depan, ruang kaki dan kepala cukup memadai, kekurangan yang kami rasakan adalah sunvisor.
Dimensi sunvisor kurang lebar.
Dimensinya yang berukuran hanya separuh panjang jendela jelas membuatnya fungsinya tidak terlalu efektif saat harus menangkis sinar matahari yang datang dari samping.
Jarak Tempuh Terbatas
Posisi lubang pengisian daya sama dengan MINI versi berbahan bakar fosil, di sisi kanan belakang.
MINI mengklaim dengan baterai berkapasitas 32,6 kWh Electric dapat menempuh jarak maksimal 231 kilometer. Faktanya dengan performa agresif yang dimiliki akan menggoda pengemudi untuk rajin memainkan throttle.
Dari pengetesan yang kami lakukan, kenyataannya jarak tempuh aktual MINI berkisar 170 kilometer. Jangkauan itu sama dengan capaian Wuling Airev (Normal Range) pada pemakaian normal dalam kota.
Sistem Pengaman
Setelan jok pengemudi belum elektrik.
Seperti mobil listrik produksi BMW, sistem pengaman otomatis akan mematikan sistem kendaraan begitu pintu sisi pengemudi dibuka. Alhasil, di sesi pemotretan yang mengharuskan kami beberapa kali memindahkan posisi mobil, sistem juga dipaksa berulangkali OFF-ON.
Baca juga:
Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto
Commenti