(Alpha Sierra Custom Surabaya).
Ketika akan memodifikasi Honda Grand lansiran 1994 dengan konsep yang out of the box, Agus Vic terinspirasi dengan truk classic hotrod yang punya ciri khas bodi belakang semok dan ceper.
“Konsepnya sih classic lowrider. Tapi dengan tampilan bodi belakang seperti itu, malah ada yang bilang mirip classic bagger,” buka Agus yang tak mempersoalkan penyebutan konsep ini. Sebab dia sudah terfokus bagaimana mewujudkan konsep ini, dari basis Honda Cub.
“Sebab di sinilah faktor kesulitan paling tinggi. Beberapa kali mengalami ubahan, terutama soal estetika,” kisah Agus.
Namun setelah jadi, Agus merasa puas dengan proyek yang digarapnya bareng Wiro, builder asal Malang ini.
“Sebab mungkin baru kali ini ada choppy cub dengan konsep bodi belakang seperti ini. Apalagi dengan teknik knockdown, tanpa mengubah rangka asli,” puas Agus.
Itulah kenapa, Ki Semar berhasil keluar sebagai Juara 1 kelas Choppy Cub kejuaraan nasional Indonesian Custombike Expo and Championship (ICEC) yang digelar di IIMS Surabaya (07 - 11/10/2018) lalu, dan berhak maju ke babak grand final yang digelar di IIMS Jakarta (25/04 - 05/05/2019) mendatang.
Bodi & Rangka
Honda cub memiliki bodi monokok. Maksudnya bodi ini juga berfungsi sebagai rangka. Nah karena tak ingin menghilangkan ciri khas motor bebek Honda ini, maka sudah barang tentu bodi monokok bawaan tak diutak-atik.
“Cukup dirapikan saja rangka bodi bagian belakangnya,” tunjuk pria penggemar heavy metal ini. Baru setelah itu dibuatkan bodi belakang baru super-gambot itu dari bahan plat tipis dengan teknik roll. “Persis seperti bikin tangki,” tutur Agus sambil menambahkan desain bodi ini harus menutup seluruh bagian motor.
Karena konsep full dress body dengan beberapa detail yang menguatkan tampilan classic cub Honda, maka maka digunakanlah sayap asli Honda C70 yang digabungkan dengan panel lampu depan comotan dari Honda Unyil.
“Baru untuk bodi belakang dibikin sendiri dari bahan plat 0.7 dengan dimensi menyesuaikan. Sebagai penguat bodi, kami berikan lis atau nat,” tunjuk Agus. “Eh, setelah jadi dan dilihat dari belakang kok malah seperti Ki Semar,” tawa Agus yang kemudian memberi julukan motornya ini dengan nama tokoh pewayangan yang identik dengan sifat arif dan bijaksana tersebut.
Kaki-Kaki
Langkah pertama yang selalu disiapkan Agus sebelum melakukan eksekusi motor garapannya adalah menyiapkan dulu kaki-kakinya.
“Kami ada 2 konsep. Yang satu pakai pelek klasik model dokar dengan ban merah. Satunya lagi menggunakan pelek custom dengan 72 lubang yang dibalut ban dengan whitewall,” tutur pria berambut gondrong ini.
Untuk bagian depan, Agus tetap mempertahankan fork orosinal C70 yang memiliki ciri khas trail link itu.
“Ubahan ada pada as-nya yang diganti punya Honda Grand, menyesuaikan lubang as Grand juga,” tunjuk Agus yang memakai teromol custom untuk pelek depan-belakang yang juga dicustom habis.
“Sebab kami ambil dari pelek palang yang kemudian dipotong bagian palangnya, dan kemudian dilubangi 72 titik dengan teknik punch seperti lubang bawaan pelek jari-jari. Setelah itu baru dipoles,” terangnya.
Geser ke sektor belakang, Agus memakai konstruksi rigid atau tanpa suspensi yang bisa dibongkar-pasang alias knock down. Jadi bagian belakang bodi motor cuma disanggah stik. Tapi bisa juga diganti sokbreker. Tergantung keinginan,” jelas Agus yang memakai teromol belakang Honda Grand.
Data modifikasi
Ban depan: TK (whitewall) 250 x 18 Ban belakang: TK (whitewall) 250 x 17 Pelek depan-belakang: custom
Bodi: Honda C70 (bagian depan, sayap, tutup filter, panel legshield) Panel lampu: Honda Unyil Lampu LED: Projie
Setang: custom Swingarm: custom rigid knockdown Fork depan: Honda C70 Aksesori custom: Handgrip kuningan, pedal, tuas persneling model tongkat.
Naksah & Foto: Indramawan
Comments