top of page
Gambar penulisEditor

Komparasi Suzuki XL7 vs Daihatsu All New Terios (Bagian 1)


  • Suzuki XL7 VS All New Daihatsu Terios.

Daihatsu Terios yang lahir tahun 2007 silam bersama kembarannya, Toyota Rush merupakan pelopor munculnya kategori Low Sport Utility Vehicle (LSUV). Segmen ini mulai ramai ketika Chevrolet mencoba peruntungan dengan melansir Spin Active tahun 2015, disusul Honda yang menghadirkan BRV pada tahun 2016.

Pada tahun 2019, Mitsubishi rupanya ingin ikut menikmati gurihnya kategori LSUV dengan meluncurkan Xpander Cross, yang akhirnya menggoda Suzuki untuk ikutan nyemplung ke pasar ini mengandalkan Suzuki XL7.

Kami pun tertarik membandingkan Terios, sang pelopor LSUV sebagai incumbent dengan Suzuki XL7 LSUV terbaru yang ada di pasaran selaku successor. Bagaimana kisah keduanya? Di bagian 1 ini, kita beda eksterior dan interiornya dulu.


Eksterior

  • All New Terios ditawarkan dengan 6 pilihan warna, salah satunya Icy White seperti unit tes ini.

Dengan desain bergaya SUV murni, All New Terios terlihat tinggi dan kekar. Meski kenyataannya jika dibandingkan dengan Suzuki XL7, All New Terios punya dimensi panjang yang 15 mm lebih pendek, dimensi lebar 80 mm lebih ramping dan dimensi tinggi 5 mm lebih pendek. Bahkan jarak pijak roda depan dan belakang lebih sempit 70 mm. Overall All New Terios hanya unggul ground clearance yang 20 mm lebih tinggi dari XL7.

  • Varian R Deluxe mendapat imbuhan black back door garnish with chrome list.

Keduanya dibekali ornamen bodi yang menyiratkan sosok SUV seperti skid plate, over fender dan roof rail. Namun harus diakui kalau sosok All New Terios terlihat lebih macho dan lebih SUV dengan postur yang terkesan jangkung imbas ground clearance yang mencapai 220 mm.

  • Solid roof rail yang terkesan menyatu dengan bodi.

Keunggulan ground clearance itu didapat dari konstruksi rangka yang mengandalkan model Unibody dimana rangka depan sampai ke area fire wall menggunakan model monokok dan bagian sisa bagian rangka ke belakang menggunakan model tangga (ladder frame). Sementara XL7 murni mengandalkan rangka monokok.

  • Ukuran roda Terios lebih besar.

Perbedaan ground clearance juga disumbang oleh beda diameter roda. Terios menggunakan roda dengan kombinasi pelek ukuran 17 inci (varian R) dan ban 215/60-17 sedangkan XL7 mengusung roda dengan kombinasi pelek ukuran 16 inci dan ban 195/60-16.

  • Antena model Shark Fin di Terios, lebih modern dan stylish.

Berbeda dengan Terios yang desainnya begin from the scratch, platform XL7 sama dengan Ertiga. Wujud Ertiga masih mendominasi dari pilar A ke belakang. Suzuki meredesain bagian moncong meliputi bumper, headlamp, gril, kap mesin dan fender saja untuk menghadirkan sosok SUV.

  • Talang bawaan varian R yang unik lantaran menutup kaca samping paling belakang yang bahkan tidak bisa membuka.

Kedua mobil yang dikategorikan sebagai LSUV ini sama-sama telah dibekali teknologi LED untuk head lamp dan tail lamp. Keduanya juga sudah mengadopsi LED DRL. Di sisi eksterior, menurut OTOPLUS-ONLINE, Terios lebih unggul menghadirkan sosok SUV.

  • Kontur kap mesin menghadirkan kesan kekar dan kokoh.

  • Moncong depan XL7 menyiratkan kesan berotot . XL 7 juga hadir dengan 6 pilihan warna.

  • Desain bumper belakang yang diimbuhi bumper reflector dan lower garnish berbeda dengan kepunyaan Ertiga.

  • Roof rail belum mengusung model solid seperti kepunyaan Terios.

  • Side lower garnish dan over fender menghadirkan aura SUV di bagian samping.

Interior

  • 3 kisi outlet AC di Terios.

Dasbor Terios yang rendah memberi kesan lapang ketika duduk di bangku pengemudi. Desain dasbornya cukup modern dengan adanya monitor touch screen, digital auto AC, warna kombinasi hitam-ivory yang diimbuhi aksen krom. Kesalahannya, OTOPLUS-ONLINE mencoba Suzuki XL7 dulu baru kemudian berpindah ke Terios.

  • Karena lebih lebar 80 mm, XL7 memiliki 4 outlet AC.

Alhasil ambience Terios jadi terasa lawas. Kalau dibandingkan XL7, desain dasbor, panel meter, tuas dan tombol terlihat ketinggalan. Material plastik di dasbor yang berhias aksen jahitan palsu, doortrim serta tombol-tombol dan tuas kontrol terkesan lebih murah dari kepunyaan XL7.

  • Dasbor Terios rendah menghadirkan kesan lapang.

Melirik panel meter, pengemudi akan mendapati background spidometer dan takometer bernuansa era 2010-an. Font digital pada MID berukuran mini-nya sejenis font kalkulator saat pertama kali ditemukan. Sementara panel meter XL7 terlihat lebih elegan dan mewah dengan background hitam dan desain font lebih modern. MID-nya lebih besar dengan grafik berwarna yang dapat menampilkan lebih banyak informasi.

  • Material dasbor dan setir XL7 lebih baik dibandingkan Terios.

Imbas dari dimensi yang lebih ringkas khususnya dimensi lebar yang lebih sempit 80 mm membuat kabin Terios terasa lebih kompak. Kabinnya memang didesain untuk 7 orang penumpang tapi rasanya 7 orang penumpang akan merasa lebih nyaman saat berada di kabin XL7 yang terasa lega plus kualitas jok lebih tebal dan empuk.

  • MID di Terios berukuran kecil dengan font digital beraura lawas.

Meski begitu keberadaan vanity light & mirror di kedua sisi sunvisor, power outlet di 3 baris tempat duduk Terios, one touch tumble untuk memudahkan akses masuk ke baris ketiga layak diapresiasi, apalagi hand grip di ketiga barisnya sudah model yang dapat terlipat sendiri sementara di XL7, hand grip di bangku baris ketiga masih model fixed.

  • MID XL7 lebih besar dan menampilkan grafik berwarna.

Sementara XL7 menawarkan kelebihan pada adanya kompartemen penyimpanan di bawah lantai bagasi yang dapat dimanfaatkan untuk meletakkan barang seperti sepatu kotor atau barang belanjaan yang basah. Untuk sisi kabin, menurut OTOPLUS-ONLINE, Suzuki XL7 lebih unggul dibandingkan Terios karena menawarkan kelegaan, kenyamanan dan kepraktisan lebih baik.

  • Hand grip baris ketiga sudah model foldable. Di XL 7 masih pakai model fixed.

  • Aksen jahitan palsu di dasbor, masanya ditinggalkan.

  • Desain panel pada doortrim terkesan premium meski materialnya biasa saja.

  • XL7 menawarkan kepraktisan dengan adanya kompartemen penyimpanan tambahan di bawah lantai bagasi.


Teks: Nugroho Sakri Yunarto

Foto: Hendra Sonie, Nugroho Sakri Yunarto

Kommentare


bottom of page