top of page
Gambar penulisEditor

Komparasi Suzuki XL7 VS Daihatsu All New Terios (Bagian 2-Habis)


Terlahir sebagai kendaraan 7 penumpang, keduanya menyodorkan kepraktisan dan fungsionalitas tinggi sebagai kendaraan andalan sehari-hari. Apa saja varian dan fitur yang ditawarkan dan bagaimana impresi duo LSUV ini?
  • Impresi kami, Daihatsu All New Terios lebih agresif, Suzuki XL7 lebih tenang saat melaju. Kenapa bisa begitu?

Ada dua varian All New Daihatsu Terios, X dan R. Sedangkan Suzuki XL7 punya 3 pilihan varian yaitu Zeta, Beta dan Alpha. Keduanya ditawarkan dengan pilihan transmisi manual 5 percepatan dan otomatis 4 percepatan. Suzuki XL7 dibanderol mulai harga Rp 230.000.000 sementara All New Daihatsu Terios harganya mulai Rp 211.800.000. Keduanya harga OTR Jakarta.

Terios ditawarkan dengan 6 pilihan warna, bronze metallic, classic silver, icy white, midnight black metallic, purple metallic dan scarlet red metallic. XL7 juga punya 6 pilihan warna, 4 pilihan warna untuk varian Zeta dan Beta yakni pearl snow white, prime cool black, metallic magma grey dan pearl burgundy red. Khusus varian Alpha selain warna pearl snow white dan prime cool black, ada pilihan warna spesial yaitu rising black orange dan brave kakhi.

Suzuki XL7 yang kami tes ini merupakan varian Beta bertransmisi otomatis. Price list-nya Rp 257.000.000, fiturnya tergolong lengkap di kategori LSUV.

  • Kontrol kemudi di XL7 punya kontrol koneksi Bluetooth.

  • XL7 memiliki fitur pengatur arah sorot lampu yang tidak dimiliki Terios.

  • Sistem audio XL7 dengan monitor touchscreen 8 inci yang support koneksi Bluetooth.

Headlamp LED dengan DRL, electrical foldable outside mirror, rear window demister, AC digital, ventilated cup holder, control koneksi Bluetooth di lingkar kemudi jadi standarnya. Beda fitur dari varian Alpha yang jadi varian tertinggi berupa sepasang tweeter, door sill guard dan Smart E-Mirror.

  • Digital AC jadi standar di keduanya, bedanya desain XL7 terlihat lebih kekinian.

Sementara All New Terios ini merupakan varian R Deluxe bertransmisi otomatis, price list-nya Rp 264.500.000. Fitur unggulan yang disodorkan yaitu, Auto on headlamp, headlamp LED with DRL, sistem audio dengan sepasang tweeter dan 6 spiker midrange, AC digital, around view monitor.

  • Auto on headlamp, fitur ini tidak dimiliki XL7.

  • Kamera di gril dan spion samping untuk mendukung fitur around view milik Terios.

  • Terios memiliki fitur vanity light mirror di sisi driver dan penumpang.

  • Wadah penyimpanan kaca mata ini juga hanya ada di Terios.

Untuk keamanan berkendara, All New Daihatsu Terios telah dibekali juga dengan fitur-fitur ABS, EBD, Hill Start Assist (HSA) dan Vehicle Stabiilty Control (VSC).

  • Jok ISOFIX, bermanfaat buat yang memiliki anak kecil dan butuh memasang child seat.

  • Cup holder yang dapat didinginkan memanfaatkan sirkulasi hawa dingin AC.

Namun jika melirik harganya, XL7 menyodorkan value of money yang lebih baik karena LSUV Suzuki tersebut juga sudah dibekali fitur-fitur keamanan. Ada fitur yang tidak dimiliki Terios seperti jok ISOFIX dan ventilated cup holder. Namun ada juga fitur yang tidak dimiliki XL7, yaitu speed sensing auto door lock.

  • Power outlet tersedia sampai baris ketiga, baik di Terios maupun XL7.

Urusan fitur OTOPLUS-ONLINE menyimpulkan keduanya seimbang karena antara Terios dan XL7 dibekali fitur kenyamanan dan keamanan yang bisa dikata setara. Pilihan varian dan range harga yang ditawarkan juga tak jauh berbeda.


Impresi Berkendara

  • Start/Stop Engine Button, Vehicle Stability Control, Park sensor dan around view monitor jadi standar di Terios varian R Deluxe.

  • XL7 juga dibekali keyless push start stop button.

Baik Terios maupun XL7 yang menjadi unit tes kami ini sudah dibekali fitur keyless entry, Daihatsu menyebutnya Key Free sehingga memudahkan proses buka pintu yang terkunci, cukup menekan tombol hitam yang terdapat di handel pintu. Keduanya juga sudah mengadopsi push start/stop button.

  • Keduanya dibekali teknologi Keyless Entry.

Masuk ke kabin Terios terasa tinggi, lantaran ground clearance-nya layaknya SUV murni (220 mm). Suasana di kabin interior terasa sangat familiar untuk mayoritas orang Indonesia.

  • Terios varian R Deluxe dibekali audio switch control di kemudi.

Posisi duduknya berasa ada di balik kemudi Daihatsu Xenia/ Toyota Avanza. Lokasi tombol, desain instrument, kualitas material akan langsung terasa akrab. Namun itu artinya Astra Daihatsu Motor tidak banyak melakukan improvement pada ergonomic posisi berkendara.

  • Setir Terios berlapis kulit dengan switch kontrol audio dan telefoni sayangnya hanya dapat disetel naik-turun tidak bisa maju-mundur.

Paling terasa, sudut setir cenderung rebah meski bisa disetel naik turun (tilt), jarak setang dengan sandaran jok juga kurang mengakomodir pengemudi bertubuh jangkung dengan baik.

  • Posisi armrest terasa pas di Terios.

Saat OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm memundurkan jok untuk mendapatkan ruang kaki, jarak dengan kemudi kejauhan. Jika jok dimajukan agar tangan dapat menggenggam setir dengan nyaman, kaki jadi menekuk. Dimensi lebar Terios yang 1.695 mm berimbas pada terbatasnya ruang kaki.

  • Efek sistem gerak roda belakang di Terios akan memaksa tangka bahan bakar maju ke depan dan membuat desain lantai mengintrusi ruang kaki penumpang di baris kedua sehingga mengurangi kenyamanan.

  • Jok baris ketiga di Terios kurang layak untuk dewasa karena ruangnya terbatas.

Untungnya desain permukaan dasbor termasuk rendah dipadu dengan permukaan interior paduan rona hitam-ivory sehingga bisa menghadirkan kesan luas. Keberadaan arm rest yang sekaligus digunakan sebagai tempat penyimpanan (center console) lumayan sedikit mengompensasi kekurangan ergonomis posisi duduknya.

  • Panel MID di XL7 berukuran besar berwarna.

Suzuki XL7 mengambil Suzuki Ertiga sebagai basis. Alhasil masuk ke dalam kabinnya, suasana khas Ertiga langsung menyergap. Layout dasbor, instrument meter, posisi berkendara serta fitur-fitur yang disodorkan identik. Namun lantaran ground clearance-nya 20 mm lebih tinggi dari Ertiga, posisi duduknya terasa lebih commanding,

Meski bernuansa lebih MPV, kabin XL7 terasa lebih sporty berkat balutan warna hitam yang mendominasi permukaan kabin.

  • Posisi arm rest XL7 terasa ambles jika jok ditinggikan.

  • Sudut headrest di XL7 terlalu maju ke depan, melelahkan leher karena tidak bisa rileks.

Satu-satunya komplain kami adalah desain headrest-nya. Menurut OTOPLUS-ONLINE, sudut headrest terlalu maju ke depan sehingga leher tidak dapat rileks karena bagian belakang kepala dipaksa terdorong ke depan. Untuk perjalanan jauh, jelas berpotensi lekas melelahkan.

  • Di XL7 bangku baris kedua tidak dapat melipat hanya bergeser ke depan.

  • Ruang di jok baris ketiga XL7 lebih lega dibandingkan Terios.

Masuk ke bangku baris kedua, berkat mekanisme one touch tumble, kursi baris kedua dengan mudah terlipat. Sementara di XL7 hanya akan menggeser ke depan. Untuk urusan akomodasi ruang di baris kedua dan ketiga, Terios harus mengakui XL7 yang terasa lebih lega dan layak diduduki untuk perjalanan jauh.

  • Mesin XL7 dengan stroke piston lebih pendek menghasilkan karakter lebih kalem.

Suzuki XL7 menggunakan mesin yang sama dengan Ertiga. Mesin berkapasitas bersih 1462 cc dengan kode K15B yang diklaim dapat menghasilkan tenaga 104,7 ps/6.000 rpm dan torsi 138 Nm/4.400 rpm yang disalurkan ke transmisi otomatis konvensional 4 percepatan untuk menggerakkan roda depan. Karakter mesin dan transmisinya terasa halus. Perbandingan rasio gigi kreasi Suzuki mampu memberikan rasa effortless saat LSUV ini cruising pada kecepatan konstan 50-60 km/jam.

  • Ketinggian moncong air intake di Terios nyaris mencapai 1 meter atau setinggi pinggang orang dewasa, aman banget untuk menerjang banjir.

  • Sementara ketinggian air intake di XL7 berada di sekitar tengah-tengah paha orang dewasa berkisar 70 cm, masih cukup aman menerjang banjir dengan ketinggian setengah meter.

Sementara Terios yang dibekali mesin 2NR-VE berkapasitas 1.496 cc bertenaga 104 ps/6000 rpm dan torsi 139 Nm/4200 rpm. Tenaga lantas diumpan ke transmisi otomatis 4 percepatan konvensional untuk menggerakkan roda belakang.

  • Terios menggunakan sistem penggerak roda belakang, kekurangannya lebih berat dan menyita ruang.

Uniknya meski perbandingan rasio gigi nyaris identik, Terios menyuguhkan karakter berkendara yang lebih agresif. Bisa jadi hal itu fisiologis lantaran posisi duduknya yang lebih tinggi akibat perbedaan ground clearance antar keduanya.

  • Transmisi otomatis 4 percepatan dengan alur model shift gate.

Dari pengujian konsumsi BBM yang kami lakukan, kami membandingkan angka yang tertera di MID dengan konsumsi riil pada pemakaian normal di dalam kota.

  • Perbandingan rasio gigi otomatis Suzuki XL7 diracik pas sehingga tetap mampu menghasilkan kombinasi yang ideal antara performa dengan efisiensi BBM.

Untuk Suzuki XL7, angka pada MID menunjukkan 11,8 km/liter lalu angka riil dari pengujian kami dengan metode full to full adalah 11,1 km/liter.

  • Mesin Terios disuntik teknologi Dual VVT-I, konsumsi BBM riilnya 11,7 km/liter di dalam kota.

Yang menarik konsumsi BBM di Terios, angka di MID menunjukkan 10,8 km/liter, namun angka riilnya justru lebih irit yakni 11,7 km/liter.

  • Suspensi depan Terios mengandalkan tipe independen McPherson Strut dengan pegas spiral dan stabilizer.

  • Suspensi belakang Terios mengadopsi tipe rigid axle dengan 5-link dan stabilizer.

Mengupas karakter berkendara, Terios dengan penggerak roda belakang lebih cocok untuk pengemudi yang agresif. Hal itu juga ditunjang oleh jarak sumbu roda yang lebih ringkas (2.685 mm) dibandingkan XL7 (2,740 mm) dan karakter suspensi lebih kaku sehingga  membuat Terios terasa lebih lincah.

  • Sama dengan Terios, suspensi depan XL7 juga menggunakan tipe independen McPherson Strut dengan pegas spiral dan stabilizer.

  • Torsion Beam dengan pegas spiral jadi tipe suspensi belakang Suzuki XL7.

Namun urusan kenyamanan dan kestabilan, XL7 lebih mampu menawarkan kelebihan itu. Dengan sumbu roda lebih panjang dan jarak pijak lebih lebar plus karakter sokbreker yang lebih empuk membuat XL7 nyaman diajak berkelana jarak jauh.



Teks: Nugroho Sakri Yunarto

Foto: Hendra Sonie, Nugroho Sakri Yunarto

Comments


bottom of page