Kami lakukan test drive tiga hari layaknya pemakaian normal sehari-hari untuk merangkum impresi plus-minus New Citroën C3 ini.
Unit tes Citroen C3 ini berwarna Polar White Body with Zesty Orange Roof.
OTOPLUS-ONLINE I Citroen C3, crossover asal Perancis buatan India meluncur di Surabaya pada 19 September 2023.
Setelah melakukan first drive, kali ini Indomobil Plaza Surabaya memberi kesempatan kepada OTOPLUS-ONLINE untuk mengulik lebih dalam kelebihan dan kekurangan dari crossover yang dipasarkan dengan harga Rp235.000.000-246.000.000 (OTR Surabaya) ini.
Impresi plus-minus ini kami rangkum setelah tiga hari mengetesnya layaknya pemakaian normal sehari-hari.
Kelebihan
Desain Stylish dengan Banyak Pilihan Warna
Dimensinya kompak hanya 3.981 x 1,733 x 1,604 mm, regulasi di India memberi keringanan pajak untuk mobil dengan panjang tak lebih 4 meter.
Citroen C3 ini berbeda dengan versi yang dipasarkan di Eropa. C3 dengan kode bodi CC21 ini didesain, dikembangkan dan diproduksi di India.
Walau begitu, menurut kami modelnya masih bisa diterima konsumen Tanah Air yang menyukai tampilan crossover stylish, dibandingkan dengan Renault Kwid atau Suzuki Spresso yang aura indianya pekat banget. Apalagi C3 punya pilihan kombinasi warna-warna catchy.
Warna dasar sebenarnya hanya 4 yaitu Polar White, Zesty Orange, Platinum Grey, Steel Grey. Namun dengan jeli desainer Citroen mengombinasikan warna-warna tersebut sehingga menghasilkan 6 pilihan warna dual tone yakni Polar White Body with Zesty Orange Roof, Platinum Grey Body with Zesty Orange Roof, Polar White Body with Platinum Grey Roof, Steel Grey Body With Zesty Orange Roof, Zesty Orange Body with Platinum Grey Roof, Steel Grey Body with Platinum Grey Roof yang membuatnya tampil beda di jalan.
Kebebasan memilih warna antara Zesty Orange dan Steel Grey juga disodorkan untuk frame foglamp, ornamen pada side moulding dan trim dasbor.
Sementara aura SUV dihadirkan melalui penambahan overfender, roof rail dan skid plate depan-belakang dengan ban profil 195/65R15 yang menciptakan ground clearance sebesar 180 mm.
Keheningan Kabin
Kabinnya relatif lebih senyap dibanding pesaingnya.
Begitu masuk, duduk dan menutup pintu. Akan terasa kalau kabin mobil ini tergolong kedap, khas standar mobil Eropa meski harganya masuk kategori terjangkau.
Citroen mendesain ruang kabin yang menciptakan ketenangan dan keheningan seperti layaknya berada di dalam kepompong (Cocoon Effect).
Bila diperhatikan, Citroen memilih window channel karet berlapis bahan semacam beludru sebagai salah satu insulator, jadi bukan model karet polos seperti umumnya. Bulu pada beludru secara efektif mampu mengurangi intensitas suara yang mungkin menyusup masuk ke dalam kabin.
Untuk membuktikannya kami mencoba melajukan mobil ini dengan kecepatan 100-110 km/jam. Pada kecepatan yang sama, desir angin memang terdengar masuk tapi tidak seriuh Daihatsu Rocky, Toyota Raize atau Suzuki Ignis.
Posisi Mengemudi
Jok model Sport Seat alias pocong, khusus sisi pengemudi dilengkapi pengatur ketinggian (height adjuster).
Diameter batang setir enak digenggam, posisi setirnya terasa pas meski belum dilengkapi setelan teleskopik ditambah jok dengan busa empuk, kombinasi yang bikin pengemudi betah berada di balik setir C3.
Visibilitas pengemudi sangat baik dengan dimensi kaca depan dan samping yang besar plus bentuk kap mesin yang memudahkan pengemudi memantau kedua sudutnya.
Minusnya hanya pada bentuk jok model sport seat dengan head rest yang menyatu. Desain sebenarnya cukup suportif menopang tubuh hanya ketinggian head rest yang kurang. Buat OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm, head rest hanya dapat menopang separuh kepala.
Penumpang di bangku belakang disuguhi dengan tempat duduk yang nyaman. Busa empuk dan posisi duduk lebih tinggi dari depan sehingga memberi pandangan ke depan leluasa. Ruang kepala dan ruang kaki sangat memadai.
Karakter Suspensi
Ulir spiral terlihat lebih tebal namun lebih lentur.
Harus diakui klaim Citroen soal Flying Carpet Ride alias berkendara di atas karpet terbang itu beneran. Setelah kami coba, Citroen C3 memang terbukti menawarkan kenyamanan di atas rata-rata SUV di kelasnya.
Memperhatikan detail komponen kaki-kakinya, memang tipe suspensinya bukan Hydropneumatic khas Citroen yang legendaris itu melainkan kombinasi McPherson Strut di depan dan Twist Beam Axle di belakang.
Keunggulan komponen suspensi C3 ada pada diameter pegas spiral dan peredam kejut yang digunakan. Diameter pegas spiral C3 terlihat lebih besar namun lebih lentur dibandingkan pesaingnya sementara peredam kejut bisa dipastikan bukan tipe double action biasa karena memiliki karakter damping dan rebound yang lembut.
Menariknya meski karakter redaman suspensi cenderung empuk, mobil ini tidak limbung dan mudah dikendalikan pada kecepatan tinggi.
Hal itu kami rasakan ketika bermanuver mendahului mobil lain pada kecepatan 125-130 km/jam atau menikung pada kecepatan 80 km/jam di tikungan parabolik.
Jawara Trek Panjang
Transmisi manual dengan rasio gigi berat yang didesain untuk trek panjang.
Jangan adu akselerasi mobil ini dengan Nissan Magnite atau si kembar Daihatsu Rocky/Toyota Raize. Meski tenaganya 82 PS dan torsi 115 Nm yang nyaris seimbang dengan sub compact SUV asal Jepang, performa putaran bawah Citroen C3 kurang beringas. Jadi, sudah pasti kalah!
Penyebabnya Citroen C3 dibekali transmisi manual dengan perbandingan rasio gigi berat. Rasio gigi satu; 3,42:1, gigi dua; 1,81:1 lalu gigi tiga; 1,28:1, gigi empat; 0,97:1 dan gigi lima; 0,77:1. Sementara rasio gigi akhirnya; 4,76:1 dan gigi mundur; 3,58:1.
Dengan komposisi rasio gigi seperti itu, C3 baru akan terasa enak ketika diajak melibas trek panjang, seperti di jalan tol misalnya. Kami baru merasakan performa sesungguhnya dari mesin ketika mulai menjejak kecepatan 70 km/jam ke atas.
Napas setiap gigi terasa panjang, gigi 1 misalnya bisa dikebut sampai 50 km/jam, gigi 2 tak kesulitan diajak lari sampai 80 km/jam. Bahkan crusing pada kecepatan 90-100 km/jam pada posisi gigi 3, mesinnya terasa enteng berkitir.
Karakter rasio manual seperti ini jamak dijumpai di mobil-mobil buatan Eropa yang diciptakan untuk melibas jalan bebas hambatan antar negara yang menghubungkan negara-negara Eropa.
AC Dingin
Kontrol AC masih konvensional.
Keuntungan mobil yang dikembangkan di Asia, sistem AC di Citroen C3 disesuaikan dengan iklim tropis. AC-nya mampu mendinginkan kabin secara instan tak lama setelah dinyalakan.
Kekurangannya kontrol AC masih konvensional menggunakan kenop belum model digital tekan tombol. Meski begitu menu pengaturan lengkap, ada setelah hembusan arah angin bahkan dilengkapi juga dengan heater.
Citroen bahkan membuat cluster kontrol AC itu fungsional dengan mendesain pengait yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat menautkan kabel charger smartphone kalian.
Sistem Audio
Sepasang tweeter diposisikan di pilar A.
Di kategori crossover atau compact SUV dengan harga 200-300 jutaan kami bisa menyimpulkan kalau kualitas sistem audio di C3 terbaik, tidak asal ada dan bunyi. Detail dan kualitas suara serta efek stagging tergolong sangat baik. Keunggulan sektor audio juga berkat peran kabinnya yang kedap.
Sistem audionya didukung oleh 6 spiker terdiri dari sepasang tweeter di pilar A dan 4 midrange di setiap pintu. Kontrolnya dilakukan lewat layar sentuh full color 10,25 inci yang responsif dengan fungsi mirrorlink dan konektivitas wireless lewat Apple Carplay dan Android Auto. Pada menu terdapat ikon shortcut ke aplikasi radio, bluetooth, telefoni untuk akses instan.
Citroen juga melengkapi sistem audionya dengan fitur Speed Dependent Volume Control yang akan menyesuaikan output suara sesuai laju kecepatan kendaraan.
Kepraktisan
Parcel shelf merupakan kelengkapan standar.
Selain laci, setidaknya ada 12 tempat penyimpanan yang terdiri dari storage bin dan storage slot di sekeliling kabin Citroen C3.
Tersebar di dasbor, konsol tengah, door trim sampai parcel shelf. Door pocket di door trim depan selain dapat memuat botol air ukuran 1 liter juga masih menyisakan ruang untuk menyimpan barang lain.
Door slot selain berfungsi sebagai pegangan tangan juga bisa dimanfaatkan untuk meletakkan uang receh.
Kapastias bagasi C3 berukuran 315 liter, cukup memadai. Sebagai perbandingan, Daihatsu Rocky/Toyota Raize 369 liter, Nissan Magnite 336 liter dan Suzuki Ignis 260 liter.
Kekurangan
Suara & Getaran Mesin
Suara mesin Puretech 3 silinder 1.198 cc tergolong kasar, khas mesin berkompresi tinggi (11:1).
Kasar, itulah yang terdengar dan dirasakan ketika mesin Puretech 3 silinder 1.198 cc ini berkitir stasioner. Saking kasarnya, beberapa teman bahkan mengira kalau C3 ini bermesin diesel. Namun kesan kasar itu berkurang signifikan seiring meningkatnya putaran mesin.
Versi yang masuk Tanah Air memiliki output maksimal 82 PS atau 81 DK dengan torsi maksimal 115 Nm.
Keluaran tenaga pada putaran bawah-menengah terasa kurang sehingga pengemudi harus rajin memainkan gigi untuk mengail torsi pada putaran atas.
Di India, C3 ditawarkan dalam dua pilihan mesin. Versi non turbo seperti yang dihadirkan di Indonesia dan versi turbo bertenaga 110 PS dengan torsi 190 Nm.
Varian C3 non turbo disodorkan hanya dalam pilihan transmisi manual 5 percepatan sementara C3 turbo transmisinya manual 6 percepatan.
Varian mesin turbo itu tersemat di Citroen C3 Aircross dan telah ditawarkan pada perhelatan GIIAS 2023 di ICE BSD City Agustus lalu dan akan menyusul meluncur di Surabaya kemudian.
Akselerasi
Enaknya dipake ngebut.
Perpaduan mesin dan transmisi dengan rasio gigi panjang membuat kemampuan berakselerasi C3 dari 0-60 km/jam sekitar 6,2 detik dan 13,4 detik untuk mencapai 100 km/jam.
Seperti yang kami sebutkan, mobil ini baru terasa enak saat melaju 70 km/jam ke atas. Mesinnya seperti bekerja effortless.
Bunyi Saat Pintu Ditutup
Untuk menutup bagasi tidak disediakan door handle atau door slot, cukup pakai tali polyester ini
Buat konsumen Eropa atau India, suara pintu ditutup seperti di C3 yang gembreng bukan jadi masalah. Tapi tidak halnya dengan konsumen Tanah Air yang rewel soal itu. Asumsinya makin halus suara pintu saat ditutup makin baik kualitas buatannya. Gak salah sih.
Instrument Meter
Instrument meter terlihat simpel dan sederhana.
Beberapa fitur yang menurut kami perlu ditingkatkan yaitu instrument meter model individual, selain tampilan seperti kalkulator layar ini tidak dilengkapi takometer.
Memang, Citroen sudah membekali dengan panduan pindah gigi berupa tanda panah yang akan hidup saat putaran mesin beranjak naik, estimasi kami pada putaran 2.000 rpm. Masalahnya tidak setiap saat pengemudi terus mantengin instrument meter.
Teks & Foto: Nugroho Sakri Yunarto
Comments