Nissan Magnite dan Renault Kiger dibangun dari platform yang sama, CMF-A milik aliansi Renault-Nissan
OTOPLUS-ONLINE I Trend pergeseran selera konsumen dari yang tadinya penikmat LMPV jadi penggemar SUV diantisipasi produsen dengan melansir compact SUV. Segmen baru ini menjadikan India sebagai basis produksinya.
Mengapa India? Selain karena pasarnya besar, produsen-produsen mobil juga sudah menjadikan India sebagai basis produksi mereka untuk pasar Asia-Pasifik.
Regulasi pemerintah di India memberikan keringanan pajak untuk mobil dengan dimensi panjang tidak lebih dari 4 meter dan konsumsi bahan bakar yang irit. Mobil-mobil yang sesuai dengan regulasi itu pun dibuat disesuaikan dengan kondisi infrastruktur di India yang belum sepenuhnya baik.
Kondisi itulah yang mendorong produsen untuk mengembangkan mobil dengan grond clearance tinggi. Kombinasi dimensi kompak, irit BBM dan ground clearance tinggi itulah yang menjadi dasar pengembangan mobil-mobil SUV kompak.
Renault Kwid dipasarkan di Indonesia dengan harga Rp 158,9 Juta
Embrio compact SUV sebenarnya sudah hadir ketika Renault meluncurkan Kwid beberapa tahun lalu. Namun dimensinya terlalu imut (panjang 3,6 meter) untuk mengakomodir kebutuhan mobilitas sehari-hari, sehingga tidak sukses di Indonesia.
KIA Sonet lebh dulu hadir akhir November lalu di Indonesia
Setelah Kwid, produsen lain di India berlomba-lomba menghadirkan compact SUV seperti Ford Ecosport yang hadir duluan, Tata Nexon, Mahindra XUV300, Suzuki Breza, Hyundai Venue, KIA Sonet dan Nissan Magnite.
Nissan Magnite dipasarkan di Indonesia mulai Rp 208,8 juta
KIA Sonet yang hadir akhir November lalu di Indonesia dengan segudang fitur dan keunggulan rupanya tak dibiarkan kelamaan melenggang santai. Maxindo Renault Indonesia (MRI) mengumumkan kehadiran compact SUV mereka yang dinamai Kiger (14/12) lalu. Disusul Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI) yang meluncurkan Magnite (21/12).
MRI belum melansir harga resmi Renault Kiger
Kedua SUV kompak ini berbagi platform, menggunakan CMF (Common Modular Form) – A yang dikembangkan aliansi Renault-Nissan dan dipakai juga pada Renault Triber. Keduanya tampak modern dengan desain headlamp dan DRL LED.
Laurens van den Acker, EVP Corporate Design Groupe Renault
Bedanya lekukan bodi Renault hasil rancangan Laurens van den Acker, EVP Corporate Design Groupe Renault terlihat lebih halus dibandingkan garis bodi Magnite yang tajam dan tegas hasil kreasi Takumi Yoneyama, Nissan Magnite Design Manager.
Takumi Yoneyama, Nissan Magnite Design Manager
Keduanya menggunakan mesin bensin 3 silinder berkode HRAO dengan kapasitas 999 cc yang dilengkapi turbo. Mesin ini dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ps atau 98,6 dk dan torsi sebesar 152 Nm.
Raihan tenaganya memang kalah dari Sonet yang menyentuh 115 ps (113,4 dk) namun torsinya unggul karena Sonet hanya mampu menghasilkan angka 144 Nm. Mesin tersebut dikawinkan dengan pilihan transmisi manual dan CVT.
Nissan Magnite dan Renault Kiger gunakan mesin sama, dengan spesifikasi 3 silinder turbo kapasitas 999 cc yang mampu hasilkan tenaga 100 ps dan torsi 152 Nm
Harga resmi Magnite (OTR Jakarta) yang dilansir NMDI adalah Rp 208,8 juta (Upper M/T), Rp 226,3 juta (Premium M/T), Rp 238,8 juta (Premium CVT).
Sementara itu MRI belum melansir harga resmi Kiger lantaran yang diperkenalkan (14/12) baru dalam sosok showcar. Namun sepertinya akan diset sedikit di atas Magnite dengan imbuhan fitur tentunya.
Teaser Toyota Raize (?) di akun Auto2000.id
Tertarik? Saran OTOPLUS-ONLINE sabar aja dulu pasalnya Toyota di akun Instagramnya sudah mulai membuat teaser bakal compact SUV mereka yang konon dinamai Raize. Sementara Daihatsu di akun Instagramnya juga memposting setidaknya 3 kali sosok Taft lawas.
Teaser Daihatsu Taft di akun Daihatsuind
Apakah compact SUV Daihatsu kembaran Toyota itu dinamai Taft? Kita nantikan saja, pastinya 2021 bakal jadi tahunnya compact SUV!
Teks: Nugroho Sakri Yunarto
Foto: Nissan, Renault, Dok. OTOPLUS-ONLINE
Comments