Alex Rins berhasil lolos dari terkaman Alex Marquez.
Kembali gelaran MotoGP diwarnai kejutan. Kali ini, Team Suzuki Ecstar menjadi pemberitaan di mana-mana setelah dua pembalapnya meraih sukses besar dalam sejarah di MotoGP. Ya, di seri ke-11 MotoGP 2020 yang digelar di sirkuit Motorland Aragon (18/10) ini Alex Rins menjadi pembalap ke-8 yang memenangi kejuaraan dunia ini.
Alex Rins lega bisa kembali membawa Suzuki ke podium pertama MotoGP.
“Membalap dengan menggunakan ban belakang kompon lunak itu tidak mudah. Saya terus coba menjaga agar ban bisa tahan sampai akhir. Juga tidak mudah terus berada di depan karena pada posisi seperti ini, kita sering melakukan kesalahan. Tapi saya coba untuk tetap tenang, sampai saya merasa sudah membalap dengan baik,” komentar Rins seolah menepis kritikan yang diberikan kepada dirinya karena dianggap terlalu gegabah ketika terjatuh saat memimpin balap pada seri sebelumnya.
Sementara itu, rekan satu tim Alex Rins, yakni Joan Mir juga meraih sukses menjadi pemimpin klasemen sementara, setelah finish ke-3. Padahal Mir belum pernah sama sekali menang.
Joan Mir pimpin klasemen sementara meski belum pernah menang.
“Yang penting bagi saya adalah menyelesaikan race demi race. Saya tak mempedulikan gelar juara dunia. Saya lebih pentingkan kemenangan saat balap. Jadi meskipun saya sekarang ada di posisi pertama klasemen, saya tidak akan mengubah tekat saya untuk terus mencari kemenangan. Baru setelah poin saya cukup jauh, saya mulai akan pikirkan kejuaraan ini,” kata Mir yang menjadi pembalap Suzuki pertama yang menjadi pemimpin klasemen seperti ini sejak 2000.
Joan Mir bermasalah dengan ban depan pada tujuh lap terakhir.
Saat ditanya, apa yang terjadi dengan dirinya setelah sempat menempel ketat Rins di posisi kedua, kemudian justru kehilangan posisi dari Alex Marquez dan melorot ke posisi 3, Mir menjelaskan bahwa dia bermasalah dengan bagian depan motornya.
“Sebenarnya saya merasa nyaman sepanjang balap, hingga berhasil melewati Vinales dan mengejar Rins di depan. Tapi pada delapan atau tujuh lap terakhir, saya bermasalah dengan ban depan. Temperatur saat itu adalah yang paling panas dalam akhir pekan ini,” jelas Mir.
Alex Marquez mulai konsisten dengan berhasil naik podium 2, dua kali berturut-turut.
Sementara itu, aplaus juga patut diberikan kepada Alex Marquez (Repsol Honda Team). Adik Marc Marquez ini kembali membuat kejutan, sekaligus membuktikan penampilannya yang mencengangkan di seri lalu, dengan merebut podium kedua Le Mans, meski start dari posisi 18, bukanlah karena faktor wet race, atau kebetulan belaka.
Start dari posisi ke-11, Alex Marquez bahkan hampir saja mengalahkan Rins dalam perebutan podium pertama dalam duel yang digelar dalam kondisi normal (tidak hujan) ini.
Alex Marquez bisa fight sampai lap terakhir dengan menggunakan ban belakang kompon lunak.
“Saya sendiri kaget dengan diri saya. Saya merasa nyaman dengan motor, dan bagaimana saya melakukan overtake (menyalip). Saya benar-benar marasa sebagai Alex yang sedang mengendarai motor ini,” girang Alex yang pada 3 bulan sebelumnya tampak bermasalah melakukan adaptasi dengan Honda RC213V yang punya karakter tricky.
Suzuki kali ini menang banyak di Aragon, Honda mulai patut diwaspadai.
Dan ketika ditanya, apa yang terjadi ketika dia hampir saja mengalahkan Rins (hanya selisih 0.2 detik), Alex Marquez menjelaskan, “Saya melakukan dua kesalahan pada 2 lap terakhir, yakni di tikungan terakhir, dan tikungan pertama. Saya coba lagi di lap terakhir, dan berharap Rins melakukan kesalahan tapi nyatanya dia sangat cepat.” Just info, saat balap, Alex Marquez menggunakan ban belakang kompon lunak.
Quartararo heran, meski motornya kompetitif, tapi ban depan hanya tahan 3 lap saja.
Lantas ada apa dengan pasukan Yamaha? Awalnya mereka mendominasi balap, bahkan pada sesi-sesi sebelumnya, tapi kemudian rontok satu per satu.
Fabio Quartararo misalnya. Menjadi yang tercepat di sesi kualifikasi hingga pantas start terdepan, tapi nyatanya saat balap keok. Gara-gara ban depan motornya hanya tahan 3 lap saja (dari 23 lap), hingga tampak sulit sekali menjaga racing line.
“Motor saya sebenarnya sangat baik. Tapi seperti yang saya bilang, sangat aneh ban depan cepat sekali kehilangan cengkeraman, dan ini harus segera diselidiki,” kesal pembalap muda asal Prancis ini.
Maverick Vinales akhirnya keok juga meski sempat pimpin balap. Ada apa dengan motor Yamaha?
Jika dibandingkan dengan Maverick Vinales yang menggunakan ban depan kompon lunak, Quartararo lebih memilih kompon medium. Entah apakah ini penyebabnya?
Teks: Indramawan
Foto: Motogp.com
Comments