top of page
Gambar penulisEditor

Test Drive Hyundai Stargazer, Berikut Ini 6 Kelebihan dan Kekurangan

Referensi sebelum memutuskan untuk membeli Hyundai Stargazer yang dipasarkan mulai Rp247.300.000.

OTOPLUS-ONLINE I Tekad Hyundai Motors Indonesia untuk menjadikan Stargazer sebagai game changer harus diakui serius. Ketika OTOPLUS-ONLINE yang mendapat kesempatan istimewa dari Hyundai Wiyung untuk pertama kalinya mencoba LMPV ini di jalanan kota Surabaya, sosoknya dijamin memaksa orang menoleh, melirik atau melototin.


Jujur, desainnya membuat para pesaingnya terlihat 'anjlok'. Stargazer terlihat futuristik. Desain tampak depan memang mengadopsi style Hyundai Staria.


Sementara tampak belakang meski kontroversial lantaran terlalu masa depan, namun belum pernah hadir di mobil mana pun. Apakah Stargazer sesempurna itu?

Berikut rangkuman kami untuk kelebihan dan kekurangan Hyundai Stargazer setelah kami mencobanya. Semoga dapat menjadi referensi buat kalian sebelum memutuskan untuk membelinya.


Kelebihan Hyundai Stargazer

Desain futuristik

Tampilan depan mengadopsi desain Hyundai Staria


Keunggulan desain terlihat dari penempatan roda yang mendekati sudut mobil. Dengan jarak sumbu roda mencapai 2.780 mm, paling panjang dibanding para kompetitornya bahkan lebih panjang dari Toyota Kijang Innova yang 2.750 mm berimbas pada kelegaan ruang kabin.

Lampu belakang seperti wujud Fighter Jet di film Star Wars


Dibandingkan pesaingnya desain moncong yang mencakup gril, headlight, DRL bumper terlihat lebih maju dari masanya. Begitu juga bentuk tail light yang seperti wujud Star Fighter dalam film Star Wars.


Posisi Berkendara dan Jok Ergonomis

Setir identik dengan kepunyaan Hyundai Creta


Setirnya dilengkapi dengan setelan naik turun (tilt) dan maju mundur (teleskopik) sehingga memudahkan pengemudi mendapatkan posisi berkendara paling nyaman. Joknya tentu juga sudah dilengkapi dengan setelan height adjuster meski masih manual.



Yang kami suka dari joknya, tak hanya pada jok penumpang depan, jok di semua baris menyuguhkan desain yang ergonomis sehingga prediksi kami tidak akan melelahkan pada perjalanan panjang. Meski apabila membandingkan ketebalan busanya masih kalah dengan Mitsubishi Xpander yang nyaman diduduki.


Interior Futuristik dan Senyap

Ilumination light menghadirkan kesan futuristik


Masuk ke dalam kabin nuansa futuristik dari aksen satin grey di area dasbor dan lampu iluminasi warna biru. Desain air vent dibuat segaris dengan line dasbor menghadirkan kesan lebar. Desain tombol pada sistem AC untuk pengatur suhu dan kecepatan angin seperti kepunyaan BMW.

Ilumination light juga disematkan di dasar cup holder


Setirnya model flat bottom yang dicomot dari Hyundai Creta sementara bentuk shiftknob alias tuas persneling mirip bawaan produk VW/Audi. Dimaklumi saja karena desainer Hyundai banyak yang merupakan alumni VW/Audi.



Mengamati karet insulator yang mengelilingi bingkai pintu dan pintunya kami perkirakan kabin Stargazer akan senyap. Benar saja, intrusi suara yang masuk ke dalam kabin terdengar minim. Kalau pun suara mesin terdengar masuk, itu terjadi ketika kami mencoba fitur Tiptronic di transmisi IVT-nya, kemudian berakselerasi hingga putaran mesin menunjukkan 6.000 rpm. Saat cruising pada kecepatan 50-60 km/jam suara luar minim terdengar.


Aspek Fungsional Menonjol

Tempat penyimpanan selebar dasbor


Banyaknya tempat penyimpanan membuat aspek fungsional di Stargazer menonjol. Sepanjang sisi atas line dasbor dapat digunakan untuk meletakkan pernik kecil, bahkan panel di depan penumpang depan bisa dibuka untuk menyimpan ponsel.



Di konsol tengah, ada sepasang bottle holder dengan lampu iluminasi di dasar konsol. Sementara pada doortrim ada 3 slot bottle holder ukuran besar.

Kompartemen tambahan di lantai bagasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyimpan sepatu


Bergeser ke baris kedua, khusus untuk penumpang baris kedua sisi kiri, disediakan tray yang dapat menopang beban sampai 3,5 kg. Cukup kuat untuk menahan beban laptop. Di balik kursi penumpang depan, disematkan kantong-kantong doraemon yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai pernik.



Stargazer hadir dengan pilihan 6 atau 7 penumpang. Kalau untuk OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm akan lebih memilih varian 7 penumpang karena jok baris kedua terasa lebih lega. Saat tidak diisi 3 penumpang, back rest untuk penumpang tengah dapat difungsikan untuk arm rest yang besar.


Fitur Sophisticated

Instrument meter display TFT 4,2 inci menampilkan visual jernih


Sodoran fitur yang ditawarkan khususnya di varian Prime yang merupakan varian paling mahal bisa dibilang sangat lengkap.

Visual yang ditampilkan jernih dengan sudut kamera yang pas, tidak terlalu rendah atau ketinggian


Selain fitu-fitur umum, Stargazer Prime juga dibekali fitur wireless smartphone charger dan teknologi advance seperti Hyundai Smart Sense dan Blue Link.


Karakter Suspensi Empuk

Pelek dengan desain futuristik ukuran 6,5x16 inci berbalut ban 205/55R16


Saat kami coba dengan beban empat orang penumpang, karakter redaman suspensi terasa dominan ke soft-medium.



Di kecepatan rendah dan jalan-jalan bergelombang akan terasa nyaman, entah bagaimana karakternya kalau dipakai ke luar kota. Akan kita simpulkan nanti setelah mendapat kesempatan mencoba untuk jangka waktu lebih panjang.


Kekurangan Hyundai Stargazer

Kualitas Material

Beberapa material interior khususnya yang terbuat dari plastik terasa dan terkesan kurang kokoh, Seperti tuas setelan jok atau seat back table alias nampan di balik jok penumpang depan.


Finishing Material Plastik

Selain kualitas material, tidak semua namun pada beberapa sudut dasbor yang terbuat dari plastik masih terasa kasar, tidak difinishing dengan sempurna. Sepertinya bisa jadi karena unit yang kami coba ini merupakan produksi awal, mudah-mudahan pada barisan produksi selanjutnya sudah dibenahi.


Headroom Baris Ketiga

Confirmed, baris ketiga bukan didesain untuk penumpang berpostur di atas 170 cm karena head room-nya minim. Untuk OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm ujung kepala bergesek dengan head liner. Itu imbas dari desain sloped roof alias atau yang nampak menurun di bagian belakang.


Posisi Duduk Baris Kedua Kurang Tinggi

Untuk varian 6 seat, baris kedua diisi sepasang jok model individual


Untuk varian 6 seat, jok baris kedua menggamit model captain seat. Nah, uniknya posisi duduknya terasa lebih tenggelam meski tetap nyaman diduduki jika dibandingkan dengan varian 7 seat yang baris keduanya bisa diisi 3 orang penumpang.


Desain dasbor

Nantinya panel ini akan berisi layar besar seperti di Hyundai Ioniq 5


Ke depannya, area vertikal yang ada di balik kemudi yang melebar dan sekaligus menjadi housing dari infotainmanet system akan menjadi layar monitor seperti di Hyundai Ioniq 5.


Masalahnya saat ini bingkai ini mubazir dan kelewat giant untuk rumah infotainment system monitor maupun instrument meter.


Rem Tangan Masih Mekanis

Varian Style dan Prime hanya tersedia dalam pilihan transmisi IVT


Ini yang terkesan nanggung, kenapa tidak pakai Electric Parking Brake? Karena bakal membuat harganya lebih mahal. Pasalnya target Hyundai Motors Indonesia dengan Hyundai Stargazer adalah menggeser posisi Mitsubishi Xpander. Jika pakai EPB harganya tidak bisa diset sama persis dengan Xpander seperti saat ini.

Mesin 4 silinder SOHC berkapasitas 1.497 cc yang menghasilkan tenaga 113,4 dk/6.300 rpm dan torsi 144 Nm/4.500 rpm


Hyundai Stargazer ditawarkan dalam empat varian, yaitu Active, Trend, Style, dan Prime. Berikut daftar lengkap harga OTR Surabaya untuk Hyundai Stargazer:

  • Active 7P MT: Rp247.300.000

  • Active 7P IVT: Rp259.900.000

  • Trend 7P MT: Rp267.300.000

  • Trend 6P MT: Rp268.300.000

  • Trend 7P IVT: Rp279.900.000

  • Trend 6P IVT: Rp280.900.000

  • Style 7P IVT: Rp300.300.000

  • Style 6P IVT: Rp 301.300.000

  • Prime 7P IVT (One Tone Roof): Rp 311.100.000

  • Prime 7P IVT (Two Tone Roof): Rp 312.600.000

  • Prime 6P IVT (One Tone Roof): Rp 312.100.000

  • Prime 6P IVT (Two Tone Roof): Rp 313.600.000


Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto

Comments


bottom of page