Referensi sebelum memutuskan untuk membeli Hyundai Stargazer yang dipasarkan mulai Rp247.300.000.
OTOPLUS-ONLINE I Tekad Hyundai Motors Indonesia untuk menjadikan Stargazer sebagai game changer harus diakui serius. Ketika OTOPLUS-ONLINE yang mendapat kesempatan istimewa dari Hyundai Wiyung untuk pertama kalinya mencoba LMPV ini di jalanan kota Surabaya, sosoknya dijamin memaksa orang menoleh, melirik atau melototin.
Jujur, desainnya membuat para pesaingnya terlihat 'anjlok'. Stargazer terlihat futuristik. Desain tampak depan memang mengadopsi style Hyundai Staria.
Sementara tampak belakang meski kontroversial lantaran terlalu masa depan, namun belum pernah hadir di mobil mana pun. Apakah Stargazer sesempurna itu?
Berikut rangkuman kami untuk kelebihan dan kekurangan Hyundai Stargazer setelah kami mencobanya. Semoga dapat menjadi referensi buat kalian sebelum memutuskan untuk membelinya.
Kelebihan Hyundai Stargazer
Desain futuristik
Tampilan depan mengadopsi desain Hyundai Staria
Keunggulan desain terlihat dari penempatan roda yang mendekati sudut mobil. Dengan jarak sumbu roda mencapai 2.780 mm, paling panjang dibanding para kompetitornya bahkan lebih panjang dari Toyota Kijang Innova yang 2.750 mm berimbas pada kelegaan ruang kabin.
Lampu belakang seperti wujud Fighter Jet di film Star Wars
Dibandingkan pesaingnya desain moncong yang mencakup gril, headlight, DRL bumper terlihat lebih maju dari masanya. Begitu juga bentuk tail light yang seperti wujud Star Fighter dalam film Star Wars.
Posisi Berkendara dan Jok Ergonomis
Setir identik dengan kepunyaan Hyundai Creta
Setirnya dilengkapi dengan setelan naik turun (tilt) dan maju mundur (teleskopik) sehingga memudahkan pengemudi mendapatkan posisi berkendara paling nyaman. Joknya tentu juga sudah dilengkapi dengan setelan height adjuster meski masih manual.
Yang kami suka dari joknya, tak hanya pada jok penumpang depan, jok di semua baris menyuguhkan desain yang ergonomis sehingga prediksi kami tidak akan melelahkan pada perjalanan panjang. Meski apabila membandingkan ketebalan busanya masih kalah dengan Mitsubishi Xpander yang nyaman diduduki.
Interior Futuristik dan Senyap
Ilumination light menghadirkan kesan futuristik
Masuk ke dalam kabin nuansa futuristik dari aksen satin grey di area dasbor dan lampu iluminasi warna biru. Desain air vent dibuat segaris dengan line dasbor menghadirkan kesan lebar. Desain tombol pada sistem AC untuk pengatur suhu dan kecepatan angin seperti kepunyaan BMW.
Ilumination light juga disematkan di dasar cup holder
Setirnya model flat bottom yang dicomot dari Hyundai Creta sementara bentuk shiftknob alias tuas persneling mirip bawaan produk VW/Audi. Dimaklumi saja karena desainer Hyundai banyak yang merupakan alumni VW/Audi.
Mengamati karet insulator yang mengelilingi bingkai pintu dan pintunya kami perkirakan kabin Stargazer akan senyap. Benar saja, intrusi suara yang masuk ke dalam kabin terdengar minim. Kalau pun suara mesin terdengar masuk, itu terjadi ketika kami mencoba fitur Tiptronic di transmisi IVT-nya, kemudian berakselerasi hingga putaran mesin menunjukkan 6.000 rpm. Saat cruising pada kecepatan 50-60 km/jam suara luar minim terdengar.
Aspek Fungsional Menonjol
Tempat penyimpanan selebar dasbor
Banyaknya tempat penyimpanan membuat aspek fungsional di Stargazer menonjol. Sepanjang sisi atas line dasbor dapat digunakan untuk meletakkan pernik kecil, bahkan panel di depan penumpang depan bisa dibuka untuk menyimpan ponsel.
Baca juga: Hyundai Stargazer Sudah Bisa Dipesan Sekarang! Berikut Ini Varian dan Harga yang Ditawarkan
Di konsol tengah, ada sepasang bottle holder dengan lampu iluminasi di dasar konsol. Sementara pada doortrim ada 3 slot bottle holder ukuran besar.
Kompartemen tambahan di lantai bagasi yang dapat dimanfaatkan untuk menyimpan sepatu
Bergeser ke baris kedua, khusus untuk penumpang baris kedua sisi kiri, disediakan tray yang dapat menopang beban sampai 3,5 kg. Cukup kuat untuk menahan beban laptop. Di balik kursi penumpang depan, disematkan kantong-kantong doraemon yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai pernik.
Stargazer hadir dengan pilihan 6 atau 7 penumpang. Kalau untuk OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm akan lebih memilih varian 7 penumpang karena jok baris kedua terasa lebih lega. Saat tidak diisi 3 penumpang, back rest untuk penumpang tengah dapat difungsikan untuk arm rest yang besar.
Fitur Sophisticated
Instrument meter display TFT 4,2 inci menampilkan visual jernih
Sodoran fitur yang ditawarkan khususnya di varian Prime yang merupakan varian paling mahal bisa dibilang sangat lengkap.
Visual yang ditampilkan jernih dengan sudut kamera yang pas, tidak terlalu rendah atau ketinggian
Selain fitu-fitur umum, Stargazer Prime juga dibekali fitur wireless smartphone charger dan teknologi advance seperti Hyundai Smart Sense dan Blue Link.
Karakter Suspensi Empuk
Pelek dengan desain futuristik ukuran 6,5x16 inci berbalut ban 205/55R16
Saat kami coba dengan beban empat orang penumpang, karakter redaman suspensi terasa dominan ke soft-medium.
Di kecepatan rendah dan jalan-jalan bergelombang akan terasa nyaman, entah bagaimana karakternya kalau dipakai ke luar kota. Akan kita simpulkan nanti setelah mendapat kesempatan mencoba untuk jangka waktu lebih panjang.
Kekurangan Hyundai Stargazer
Kualitas Material
Beberapa material interior khususnya yang terbuat dari plastik terasa dan terkesan kurang kokoh, Seperti tuas setelan jok atau seat back table alias nampan di balik jok penumpang depan.
Finishing Material Plastik
Selain kualitas material, tidak semua namun pada beberapa sudut dasbor yang terbuat dari plastik masih terasa kasar, tidak difinishing dengan sempurna. Sepertinya bisa jadi karena unit yang kami coba ini merupakan produksi awal, mudah-mudahan pada barisan produksi selanjutnya sudah dibenahi.
Headroom Baris Ketiga
Confirmed, baris ketiga bukan didesain untuk penumpang berpostur di atas 170 cm karena head room-nya minim. Untuk OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm ujung kepala bergesek dengan head liner. Itu imbas dari desain sloped roof alias atau yang nampak menurun di bagian belakang.
Posisi Duduk Baris Kedua Kurang Tinggi
Untuk varian 6 seat, baris kedua diisi sepasang jok model individual
Untuk varian 6 seat, jok baris kedua menggamit model captain seat. Nah, uniknya posisi duduknya terasa lebih tenggelam meski tetap nyaman diduduki jika dibandingkan dengan varian 7 seat yang baris keduanya bisa diisi 3 orang penumpang.
Desain dasbor
Nantinya panel ini akan berisi layar besar seperti di Hyundai Ioniq 5
Ke depannya, area vertikal yang ada di balik kemudi yang melebar dan sekaligus menjadi housing dari infotainmanet system akan menjadi layar monitor seperti di Hyundai Ioniq 5.
Masalahnya saat ini bingkai ini mubazir dan kelewat giant untuk rumah infotainment system monitor maupun instrument meter.
Rem Tangan Masih Mekanis
Varian Style dan Prime hanya tersedia dalam pilihan transmisi IVT
Ini yang terkesan nanggung, kenapa tidak pakai Electric Parking Brake? Karena bakal membuat harganya lebih mahal. Pasalnya target Hyundai Motors Indonesia dengan Hyundai Stargazer adalah menggeser posisi Mitsubishi Xpander. Jika pakai EPB harganya tidak bisa diset sama persis dengan Xpander seperti saat ini.
Mesin 4 silinder SOHC berkapasitas 1.497 cc yang menghasilkan tenaga 113,4 dk/6.300 rpm dan torsi 144 Nm/4.500 rpm
Hyundai Stargazer ditawarkan dalam empat varian, yaitu Active, Trend, Style, dan Prime. Berikut daftar lengkap harga OTR Surabaya untuk Hyundai Stargazer:
Active 7P MT: Rp247.300.000
Active 7P IVT: Rp259.900.000
Trend 7P MT: Rp267.300.000
Trend 6P MT: Rp268.300.000
Trend 7P IVT: Rp279.900.000
Trend 6P IVT: Rp280.900.000
Style 7P IVT: Rp300.300.000
Style 6P IVT: Rp 301.300.000
Prime 7P IVT (One Tone Roof): Rp 311.100.000
Prime 7P IVT (Two Tone Roof): Rp 312.600.000
Prime 6P IVT (One Tone Roof): Rp 312.100.000
Prime 6P IVT (Two Tone Roof): Rp 313.600.000
Teks dan Foto: Nugroho Sakri Yunarto
Comments