top of page
Gambar penulisEditor

Test Ride Motor Listrik Yadea E8S Pro: Biaya Operasionalnya Cuma Rp4 Ribu Per 60 Kilometer

Yadea E8S Pro dipasarkan Rp18.630.000 OTR Surabaya setelah dapat subsidi Pemerintah sebesar Rp7.000.000.
Tidak seperti kebanyakan motor listrik yang dipasarkan di Indonesia, Yadea merupakan produk global yang dapat dijumpai setidaknya di 30 negara.

OTOPLUS-ONLINE I Untuk mendorong masyarakat menggunakan motor listrik berbasis baterai, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 21 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Permenperin No 6 Tahun 2023 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah untuk Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Dua.


Lewat peraturan itu pemerintah akan memberikan subsidi pembelian motor listrik roda dua berbasis baterai yang telah memenuhi regulasi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) 40% ke atas sebesar Rp7.000.000.

Dimensinya sedikit lebih ringkas dari Honda BeAT.

Dari data yang dikeluarkan Kemenperin, salah satu produk yang berhak mendapatkan fasilitas ini adalah Yadea, motor listrik berbasis baterai produksi PT Indomobil Emotor International (IEI).


PT IEI meluncurkan 3 model motor listrik. Yadea T9, Yadea E8S Pro dan Yadea G6 pada pada perhelatan Indonesia International Motor Show 2023 bulan Februari lalu. Ketiganya telah memiliki TKDN 40%.


Dari 3 model yang disodorkan tersebut, OTOPLUS-ONLINE awali dengan mengulas Yadea E8S Pro. Apa saja kelebihan dan kekurangan motor listrik bertampang futuristik yang dipasarkan dengan harga OTR Surabaya Rp25.630.000 (sebelum subsidi), atau Rp 18.630.000 setelah subsidi ini? Berikut ulasannya.


Kelebihan

Dilengkapi Teknologi Regeneratif

Motor listrik berkekuatan 2.000 Watt dengan teknologi regeneratif.

Yadea E8S Pro mengandalkan motor listrik berkekuatan 2.000 Watt sebagai penggerak. Keunggulannya motor listrik Yadea dilengkapi fitur regenarative yang dinamai Technology Kinetic Power Recycle System.


Jadi saat deselerasi (tutup gas), secara otomatis ECU akan memanfaatkan proses deselerasi dengan membalik sistem kerja motor listrik sehingga kembali menghasilkan listrik yang kemudian disimpan kembali ke baterai.


Selain memberikan tambahan suplai listrik, fitur ini juga secara efektif akan membantu kerja rem karena penurunan kecepatan terjadi imbas dari proses regeneratif tadi.


Kapasitas Baterai

Circuit breaker masih mengadopsi produk non otomotif.

Baterai Graphene 72V38Ah atau 2.736 Watt. Kelebihannya baterainya dapat diganti per modul jadi tidak perlu mengganti satu unit utuh seperti halnya di motor listrik lain yang menggunakan baterai jenis Lithium.


Per modulnya baterai ini dijual dengan harga Rp980.000. Jika total ada 6 modul artinya jika mengalami rusak total anggaran yang perlu disiapkan Rp5.800.000. yang mana kondisi itu sangat jarang terjadi. Kerusakan yang umum biasanya per modul.


Mode Berkendara

Disediakan dua mode berkendara.

E8S Pro dibekali dua mode berkendara. Mode berkendara 1 ideal dipakai di kemacetan, mode ini akan membatasi kecepatan di 45 km/jam.


Sedangkan mode 2 lebih pas saat jalan menjelajah di jalan yang lengang meski kecepatan puncaknya hanya 62 km/jam.


Jarak Tempuh

Idealnya dipakai untuk wara wiri jarak pendek.

Yadea mengklaim apabila jarak tempuh maksimal yang bisa diraih menyentuh 150 km pada kecepatan 25-30 km/jam dan tester 50 kg.


Dari pengetesan kami selama 3 hari beraktivitas dengan pemakaian normal, rata-rata baterainya mampu mengantarkan E8S Pro menjelajah sekitar 62 kilometer dari kondisi baterai penuh hingga tersisa satu bar. Itu dengan bobot tester 84 kilogram dan kecepatan rata-rata 35-40 km/jam.


Dari pengalaman kami, pemilihan mode berkendara rupanya hanya membatasi kecepatan, tidak berpengaruh signifikan pada efisiensi pemakaian baterai.


Efisiensi pemakaian baterai di motor listrik ini lebih pada karakter kita saat berkendara. Jika sering gas pol tentu saja baterai lekas habis meski pada mode 1.


Biaya Operasional

Butuh waktu sekitar 6 jam untuk mengisi baterainya kembali penuh dari posisi 1 bar.

Dengan asumsi tarif listrik rumah 1.444,70/kWh untuk golongan R-1 berdaya 1.300-2.200 VA, maka untuk mengisi penuh baterai Yadea E8S Pro yang berkapasitas 2.736 Watt yang dapat digunakan untuk menempuh jarak 60 kilometer hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 3.952 saja!


Sementara skutik irit seperti Honda BeAT atau Yamaha Fazzio yang konsumsi BBM-nya 52-55 km/liter perlu Rp 10.000 lebih untuk menebus satu liter Pertalite atau Rp 13.950-13.990 bila menggunakan bensin dengan oktan 92.


Artinya untuk jarak yang sama, biaya operasional motor listrik Yadea E8S Pro hanya 28-40% dari skutik bermesin bensin konvensional.


Volume Bagasi

Ruang bagasinya sanggup mengakomodir perlengkapan perjalanan sehari-hari.

Dimensi Yadea E8S Pro tergolong kompak dengan ukuran (PxLxT) 1.830x710x1.165mm. Sebagai perbandingan dimensi PxLxT Honda BeAT Street yaitu 1,877x742x1,054mm.


Dengan baterai diposisikan di bawah dek dan absennya mesin konvensional yang biasanya menyesaki area di depan roda belakang membuat kapasitas bagasinya sangat besar. Helm open face tentu mudah saja menghuni ruang itu, sementara helm full face ada beberapa tipe tertentu yang bisa muat di dalamnya.


Kalau hanya untuk membawa barang belanjaan sih lebih dari cukup apalagi area deknya juga luas, memungkinkan kita untuk membawa sepasang galon air mineral jika mau.


Melengkapi kepraktisan, Yadea melengkapi area dek dengan hook untuk menggantung barang, USB-A slot dan pocket untuk menyimpan barang-barang kecil. Asal jangan ponsel atau dompet ya karena akan rawan jadi sasaran copet.


Kekurangan

Indikator Baterai Kurang Akurat

Instrument Display Bentuknya menyerupai tablet dengan layar LCD negative display yang menampilkan informasi seperti spidometer, jarak tempuh, kapasitas baterai, tegangan baterai, indikator sein, indikator hi-beam sampai indikator fungsi regenerative system.

Tidak akurat, itu kami alami tak lama berselang usai mengambil motor ini di Indomobil Plaza jalan Ahmad Yani Surabaya.


Saat serah terima, indikator baterai full baru berjalan tak lebih 2 km, mendadak indikator hanya tersisa 2 bar yang tentu saja bikin rencana pengetesan bubar lantaran harus re-route untuk menyesuaikan kapasitas baterai yang tersisa.


Backrest Ketinggian

Konstruksinya akan membuat kaki pembonceng nyangkut saat akan menaikinya.

Tujuannya baik, membuat pembonceng nyaman. Masalahnya, selain dudukan back rest permanen, jaraknya terlalu maju.


Kekurangan lain, ketinggian back rest agak kelewatan membuat pembonceng kesulitan naik lantaran harus akrobat mengangkat kaki untuk melewati sandaran punggung yang tinggi itu.


Masalah lain dari keberadaan back rest ini, saat melewati jalan bergelombang lantaran karakter suspensinya cenderung kaku, backrest ini justru seperti nabok punggung pembonceng.


Saran OTOPLUS-ONLINE untuk PT IEI, kurangi ketinggiannya atau sekalian tanggalkan saja.


Posisi Berkendara

Posisi baterai di bawah dek membuat ketinggian lantainya naik. Dikombinasi letak setang yang tinggi, posisi duduknya kurang nyaman untuk jalan jauh.

Penempatan baterai di bawah dek membuat posisi dek naik. Akibatnya dengan ketinggian jok saat ini, pengendara berpostur 165 cm saja akan berasa jongkok terlebih lagi busa joknya sedikit ambles saat diduduki.


Dikombinasikan dengan konstruksi setang yang tinggi, membuat E8S Pro kurang ideal dipakai jalan jauh karena kurang nyaman. Yadea perlu mengubah ketinggian jok dan setang agar lebih nyaman dikendarai untuk jarak yang lebih jauh.


Karakter Suspensi

Lingkar roda 12 inci dengan ban ukuran 90/80-12. Untuk rem E8S Pro mengadopsi model cakram di kedua rodanya.

Di kecepatan rendah, karakter suspensi yang kaku tidak terlalu kerasa, Tapi pada kecepatan tinggi, terutama saat melewati jalan bergelombang, karakter suspensi ini mengganggu pengendalian.


Pasalnya roda khususnya roda depan terasa kurang menjejak sehingga gerakan setang menjadi kelewat enteng. Setting suspensi depan perlu dilsesuaikan karena karakter redaman suspensi belakang sudah pas, terutama saat dipakai berboncengan.


Teks & Foto: Nugroho Sakri Yunarto


댓글


bottom of page