Dengan harga Rp 157 juta, Vespa GTS Super Tech 300 menjadi Vespa paling mahal, paling canggih dan paling powerful yang dijual Piaggio Indonesia
Vespa GTS Super Tech 300 merupakan produk flagship Vespa yang dilansir Piaggio Indonesia. Harganya mencapai Rp 157 juta (OTR Surabaya). Angka itu naik Rp 30 jutaan dari Vespa GTS 300ie sebelumnya yang menggunakan mesin berteknologi QUASAR (QUArter litre Smooth Augmented Range).
“Itu sesuai dengan teknologi yang ditawarkan seperti mesin baru berteknologi HPE (High Performance Engine, indikator dengan layar TFT full-color 4,3 inci, rem ABS 2 kanal, ASR (Anti Slip Regulation),” kata Robby Gozal, PR & Communication Manager Piaggio Indonesia.
Menggunakan unit tes milik PT Satya Mandiri Motor, dealer Piaggio Vespa di Tegalsari 2B, Surabaya, kami berkesempatan merasakan impresi utuh skuter large frame premium yang diklaim paling canggih, powerful dan tentu saja paling mahal ini. Berikut ulasannya.
Desain
Produk ini merupakan facelift dari GTS 300ie, sekilas sosoknya tak nampak berbeda dengan Vespa GTS Super 150 i-Get yang kami coba sebelumnya.
Desain pelek, headlamp/taillamp LED, desain kisi pada cover radiator samping, desain panel front (horn) cover yang lebih mancung juga bentuk spion berlapis krom terlihat sama.
Desain spion baru
Desain crest (jengger) baru
Untuk membedakan di beberapa area Piaggio membubuhi aksen warna kuning seperti pada horn cover, pegas sokbreker, pelek hingga logo.
Aksen kuning jadi ciri GTS Super Tech 300
Beberapa perbedaan lain dari GTS Super 150 i-Get ada pada keberadaan radiator di belakang roda depan, desain dan bahan pelapis jok serta bentuk knalpotnya.
Radiator berukuran besar di belakang roda depan
Jok terasa lebih keras dibandingkan GTS 150 i-Get
Desain knalpot berbeda dengan GTS 150 i-Get
GTS Super Tech 300 tersedia dalam dua pilihan warna, Grey Avio seperti unit tes kami ini dan Nero Volcano.
Kepraktisan
Headlamp full LED
Lampu belakang LED
Tidak seperti GTS Super 150 i-Get, di GTS Super Tech 300 kita tak perlu menggeser switch untuk menghidupkan headlamp lantaran sudah otomatis menyala ketika mesin dihidupkan. Ia juga sudah dibekali fitur Engine Stop. Sayangnya fitur Start Stop System yang dimiliki GTS Super 150 i-Get malah absen.
Joystick untuk mengatur menu panel indikator ada di sisi kiri
Ada switch engine stop dan ASR di sisi kanan
Namun untuk fitur Bike Finder yang akan mengaktifkan lampu sein berkedip ketika remote ditekan sehingga memudahkan kita menemukannya di parkiran tetap ada. Pada remote juga dibekali fitur seat opener. Jadi tak perlu memasukkan anak kunci untuk membuka bagasi. Cukup dengan menekan tombol di remote atau tombol di atas bagasi depan, jok akan membuka.
Fitur lainnya yang kami rasakan fungsional dan kekinian adalah keberadaan soket USB di bagasi depan yang dapat digunakan untuk melakukan pengisian ulang baterei ponsel
Posisi Berkendara
Duduk di jok GTS Super Tech 300, tidak berbeda dengan duduk di atas jok GTS Super 150 i-Get. Feel commanding dan totally in control dengan posisi kaki yang menapak rileks dan nyaman di atas floordeck.
Desain setang yang lebih lebar dan tinggi ditambah jok yang berjarak 790 mm dari permukaan tanah membuat posisi duduk terasa jenjang. Ketinggian jok lebih bersahabat dibandingkan GTS 300ie yang joknya berjarak 800 mm dari permukaan tanah. Buat tester Otoplus-Online yang berpostur 180 cm, kaki bisa menapak dengan baik ke atas tanah.
Sedikit perbedaan kami rasakan pada jok. Entah lantaran material busa jok berbeda atau material pelapis joknya yang berbeda, jok GTS Super Tech 300 terasa sedikit lebih keras dan licin. Khususnya untuk pembonceng, desain ujung belakang jok yang datar seperti halnya GTS Super 150 i-Get membuat pembonceng rawan meluncur ke belakang terutama saat GTS Super Tech 300 diajak berakselerasi cepat. Berpegang ke pengendara atau menggenggam handgrip jadi solusi mengatasinya.
Mesin Powerful
Mesin baru berteknologi High Performance Engine (HPE) berkapasitas bersih 278,3 cc didukung sistem elektronik Magneti Marelli versi 4
Vespa GTS Super Tech 300 menggunakan unit mesin generasi baru berlabel HPE (High Performance Engine). Karakternya beda banget dari generasi sebelumnya yang cenderung kalem. Tenaganya meningkat 12% sementara torsinya naik 18%, klaim Vespa mesin HPE memiliki tenaga maksimum 23,8 dk pada 8.250 rpm dan torsi 26 Nm pada 5.250 rpm.
Posisi air intake ada di bawah jok
Karakternya mesin sudah terasa responsif sejak gas dibuka. Meski begitu karakter khas mesin Vespa yang tidak menghentak di putaran rendah tetap dipertahankan sehingga tetap asyik diajak jalan santai. Hempasan tenaganya akan membuncah saat masuk putaran menengah hingga putaran atas. Performanya terasa menyenangkan bagi pengendara.
Performa istimewa mesinnya membuat angka 100 km/jam mudah sekali tampil pada layar TFT 4,3 inci-nya. Mencapai 100 km/jam, mesin HPE terasa effortless. Di area yang terbatas, kami sempat meraih kecepatan tertinggi, 128 km/jam. Infonya kecepatan 135 km/jam bisa dicapai. Mungkin pada kesempatan lain kami akan mencobanya.
Pada sesi pengetesan konsumsi bahan bakar, mulanya kami pesimis lantaran kapasitas mesin nyaris 300 cc dan bobot 168 kg. Kenyataannya pada penggunaan sehari-hari di jalan-jalan kota Surabaya dengan kecepatan rata-rata 21 km/jam dan menggunakan bensin pertamax, angka konsumsi BBM rata-rata yang ditunjukkan indikator di layar TFT adalah 26 km per liter.
Tangki bahan bakar terbuat dari plastik, berkapasitas 8,5 liter
Raihan ini lebih irit dari rata-rata konsumsi BBM sportbike 250 cc yang berkutat di kisaran 20 km/liter. Angka konsumsi tersebut juga lebih irit dibandingkan GTS 300ie bermesin QUASAR rata-rata konsumsi BBMnya juga berkisar 20 km/liter.
Dasar bagasi berkarpet untuk mereduksi panas mesin
Satu hal yang akan mengganggu adalah suara kipas pendingin saat aktif. Berbeda dengan GTS Super 150 i-Get, Vespa GTS Super Tech 300 dibekali radiator berukuran besar yang diletakkan di belakang roda depan. Posisinya yang tersembunyi di dalam panel bodi sehingga membutuhkan support pendinginan dari kipas elektrik.
Kipas elektrik tersebut biasanya akan aktif ketika berjumpa jalan macet yang membuat suhu mesin meningkat. Suara dengung hembusannya terdengar keras diiringi hawa panas yang keluar dari kedua kisi yang ada di samping panel sayap.
Pengendalian
Bagi yang belum terbiasa dengan karakter suspensi Vespa mungkin akan merasakan gejala 'ngelawan' ketika skuter ini diajak menikung, terutama dirasakan saat menikung ke arah kanan. Ya itulah cirinya, konsekuensi alamiah mengadopsi suspensi depan model lengan tunggal.
Namun setelah terbiasa, gejala itu tidak akan jadi masalah apalagi GTS Super Tech 300 sudah dilengkapi dengan teknologi kontrol traksi berjuluk Anti Slip Regulation yang mengurangi risiko selip saat berkendara.
Sok belakang ganda, karakternya lebih kaku dibandingkan GTS 150 i-Get
Mengimbangi bobot dan dimensi, Vespa GTS Super Tech 300 dibekali suspensi dengan karakter peredaman yang cenderung medium – hard. Kami rasakan, karakter suspensinya sedikit lebih keras dibandingkan GTS Super 150 i-Get. Wajar mengingat bobot lebih berat dan performa mesinnya lebih super.
Sensor ABS roda belakang
Untuk mereduksi kecepatan, Vespa membekali GTS Super Tech 300 dengan rem cakram 220 mm depan-belakang yang dilengkapi sistem ABS (Anti-lock Braking System) untuk mencegah roda mengunci saat panic brake atau pengereman keras. Slang rem yang digunakan berkategori heavy duty lantaran mengusung model stainless steel braided hose. Slang model ini menjamin performa pengereman selalu terjaga meski digunakan secara ekstrem. Performa rem terasa pakem dan safe dengan tuas yang empuk dan ringan dioperasikan.
IMHO
Dengan harga Rp 157 juta target market Vespa GTS Super Tech 300 adalah kaum mapan berusia 45-54 tahun. Wajar jika konsumen mapan akan berharap dan menuntut lebih pada fitur kenyamanan dan teknologi pada produk yang satu ini.
Fitur kenyamanan yang masih bisa ditingkatkan adalah jok, material busa dan pilihan bahan pelapis akan lebih sempurna bila dibuat lebih empuk dengan kontur ujung belakang yang sedikit naik untuk menahan gerakan pembonceng meluncur ke belakang.
Selain itu, desain jok khususnya di area penampang jok pembonceng akan lebih nyaman bila dibuat lebih sempit di arena paha pembonceng bertumpu. Dengan begitu, kaki pembonceng tidak terlalu mengangkang.
Identik dengan pandangan kami pada GTS Super 150 i-Get, penampang floordeck eharusnya didesain ulang meniru desain tipe Vespa LX terbaru yang sedikit melekuk pada area dimana kaki pengendara menjulur untuk menapak ke permukaan jalan. Hal ini tentu akan memudahkan pengendara menapak ke atas permukaan jalan mengingat floordeck GTS lebar banget.
Begitu juga desain dan letak footstep pembonceng. Desain footstep sebaiknya dibuat lebih lebar dengan mekanisme pelipatan seperti Piaggio Medley 150 i-Get. Pasalnya dengan desain sekarang, selain membuat kaki pembonceng kurang nyaman, ujung kaki pembonceng dipastikan akan mengenai betis pengendara. Selain mengganggu juga bikin kotor celana pengendara di depannya.
Panel meter TFT (Thin Film Transistor) full color 4,3 inci, berikut informasi-informasi yang ditampilkan:
Kecepatan rata-rata
Konsumsi BBM rata-rata
Konsumsi BBM real-time
Odometer
Masuk menu setting
Sisa jarak yang dapat ditempuh
Tegangan baterei
Top speed maksimum yang tercatat
Tripmeter
Waktu pemakaian
Spesifikasi Teknis
Mesin HPE (High Performance Engine) 4-langkah, silinder tunggal, 4 katup
Kapasitas 278,3 cc
Tenaga maksimum 17,5 kW (23,8 dk) @ 8.250 rpm
Torsi maksimum 26 Nm @ 5.250 rpm
Sistem pendingin Berpendingin cairan
Sistem pembakaran Injeksi elektronik
Transmisi Otomatis CVT (Continuosly Variable Transmission)
Suspensi depan Lengan ayun tunggal dengan pegas helical dan peredam kejut hidrolik tunggal
Suspensi belakang Peredam kejut hidrolik ganda dengan 4 tingkat setelan kekerasan
Sistem pengereman Dual channel ABS, ASR – Anti Slip Regulation (sistem kontrol traksi)
Rem depan Cakram 220 mm
Rem belakang Cakram 220 mm
Ban depan Tubeless 120/70-12
Ban belakang Tubeless 130/70-12
Panjang 1.950 mm
Lebar 755 mm
Jarak sumbu roda 1.375 mm
Tinggi sadel 790 mm
Kapasitas tangki 8,5 (±0,5) liter
Emisi Euro 3
Teks & Foto: Nugroho Sakri Y.
コメント