Tenaga terasa smooth di bawah 6.000 rpm, sehingga enak banget dibawa santai. Tapi begitu rpm di atas 6.000 rpm, tenaga mesin terekstrak seutuhnya, dan kecepatan 110 - 120 km/jam cukup mudah diraih...
Tampang dan mesin baru yang lebih bertenaga menawarkan power to weight ratio terbaik di kelasnya
OTOPLUS-ONLINE I Generasi penerus All New Aerox 155 diluncurkan Yamaha Indonesia November 2020 lalu. Selain tampilan, motor crossover yang memadukan gaya supersport dengan kepraktisan motor matik ini juga mendapat pembaruan di sektor mesin dan fitur.
Lampu Utama Full LED
Lampu full LED dengan kemampuan pencahayaan istimewa
Sekilas tidak terlihat perbedaan signifikan dengan pendahulunya. Namun jika diamati secara detail, lampu-lampu dan bodinya nyaris berubah total. Headlamp terlihat lebih besar dengan Daytime Running Light model LED bar yang kini diposisikan melebar mengikuti bentuk bagian atas headlight. Cool!
Desain lampu belakang kini lebih tipis, dilengkapi lampu hazard
Kebalikan dengan headlamp, taillight alias lampu belakang dimensinya justru mengecil tapi soal kemampuan pencahayaannya justru lebih baik karena telah menggunakan LED. Bagian lampu yang masih sama dengan pendahulunya adalah lampu sein depan dan belakang yang mengandalkan bohlam.
Bodi Makin Aerodinamis
Headlamp dan fairing berubah total dari pendahulunya
Sektor bodi khususnya di area depan berubah cukup signifikan menyesuaikan desain headlampnya. Fairing terlihat lebih besar, Yamaha menyebutnya Full Faired Aerodynamic Look.
Cover membentuk aksen X sebagai identitas Maxi Yamaha, emblem 3D jadi pembeda varian ABS
Tarikan garisnya menguatkan kesan sporty tak hanya membuat tampilan lebih sangar, desain fairing terbukti efektif meningkatkan stabilitas motor ketika dikebut kencang.
Visor, meski mini cukup efektis menepis hembusan angin menerpa wajah pengendara saat melaju kencang
Bahkan sentuhan kecil seperti desain dan penempatan visor di atas setang cukup efektif menepis angin agar tidak langsung menghajar helm pengendara saat melaju cepat. Hal itu kami simpulkan setelah mencobanya cruising di kecepatan 100-105 km/jam pada jarak yang cukup panjang.
Laci dengan penutup, pas untuk dihuni smartphone kekinian yang berukuran besar. Didalamnya tersedia colokan power charger namun sayangnya masih menggunakan soket 12V belum model USB
Pegangan tangan tersamar, menyatu dengan bodi
Bentuk knalpot tidak berubah dari pendahulunya tetapi konstruksi struktur katalis di dalamnya berbeda
Kapasitas tangki kini menjadi 5,5 liter dari sebelumnya yang 4,6 liter
Ban depan berukuran lebar 110 mm, kompon ban sama dengan kepunyaan Yamaha R25, bikin manuver menikung jadi lebih pede
Ban belakang raksasa dengan tapak 140 mm, terlihat berlebihan namun kenyataannya enak dipakai menikung
Unit tes yang kami pinjam dari PT Surya Timur Sakti Jatim, main dealer Yamaha wilayah Jawa Timur ini merupakan varian Connected ABS Version. Harganya Rp 3,5 juta lebih mahal dari varian Connected Version.
Jarak sumbu roda mencapai 1.350 mm, bandingkan dengan Vario 150 yang hanya 1.280 mm. Dengan jarak sumbu roda lebih panjang stabilitas saat melaju pada kecepatan tinggi lebih baik
Ada dua pilihan warna di varian ini, Prestige Silver seperti ini dan MAXI Signature Black & Gold. ABS Version dibekali emblem model 3D dan pelek rona gold untuk membedakan kastanya. Sementara varian standar yang punya 4 pilihan warna atraktif, dengan emblem stiker.
Unit tes kami dibekali fitur ABS 1 kanal. Varian dengan ABS dipasarkan Rp 3,5 juta lebih mahal dibandingkan versi standar
Yamaha Motorcycle Connect
Setelah Yamaha All New Nmax, Aerox juga mendapatkan improvement Yamaha Motorcycle Connect sehingga kini berlabel Connected. Fitur ini jadi unggulan yang disodorkan All New Aerox Connected.
Y-Connect, informasi motor dapat ditampilkan di ponsel
Yamaha menambahkan teknologi Communication Control Unit (CCU) sehingga memungkinkan motor berinteraksi dengan pemiliknya melalui aplikasi di smartphone melalui koneksi Bluetooth.
Fungsi utama dari aplikasi Y-Connect adalah :
Notifikasi apabila ada telepon, e-mail atau pesan masuk ke smartphone kita termasuk menunjukkan kapasitas baterei ponsel kita
Mengetahui lokasi parkir terakhir ketika motor disconnected dengan ponsel
Rekomendasi perawatan seperti menginformasikan volume pelumas, tegangan aki, dan periode waktu servis
Memantau konsumsi BBM
Notifikasi malfungsi sehingga pengendara dapat mengantisipasi masalah yang terjadi pada motornya
Menampilkan takometer, akselerasi, hingga memberikan saran berkendara ekonomis
Peringkat dengan pengguna Yamaha Aerox lain
Untuk mengaktifkannya Sebelumnya koneksikan smartphone menggunakan aplikasi Y-Connect (Yamaha Motorcycle Connect). Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play atau App-store.
Untuk mengoneksikannya, mudah. Setelah mengunduh aplikasi, registrasi dulu smartphone kalian agar dapat terhubung ke motor. Ada dengan tiga cara yaitu melalui scan QR Code pada perangkat CCU di unit motor, scan barcode nomor rangka unit motor atau dengan memasukkan nomor rangka unit motor secara manual. Oh ya, jangan lupa untuk mengaktifkan koneksi Bluetooth di ponsel.
Digital Speedometer
Instrument meter dengan negative display dengan sodoran menu yang informatif
All New Aerox dibekali spidometer baru full digital. Selain menampilkan informasi basic seperti kecepatan, putaran mesin, indikator lampu sein dan volume bahan bakar, panel spidometer ini juga menampilkan informasi dari Y-Connect seperti informasi perawatan, notifikasi malfungsi juga panggilan telepon dan pesan yang masuk.
Kelebihan lain, layar yang digunakan merupakan panel negative display sehingga mudah dibaca meski siang hari.
Menu adjust sekarang menggunakan switch di holder sisi kiri
Untuk mengubah menu informasi, jika Aerox terdahulu harus menekan tombol fisikal yang ada di permukaan panel spidometer, di All New Aerox digantikan dengan switch yang diletakkan di handle bar sisi kiri jadi pengendara tak perlu melepas tangan dari setang hanya untuk mencari informasi menu yang diperlukan.
Impresi Berkendara
Jujur sejak awal kehadirannya, OTOPLUS-ONLINE menganggap kalau motor ini gede gombong, istilah jawa yang menggambarkan sosok orang yang bertubuh besar tapi berkemampuan kecil. Tapi itu pandangan subyektif OTOPLUS-ONLINE sebelum mencobanya dengan hanya melihat bentuk, dimensi bodi dan ban yang termasuk besar untuk ukuran motor berkapasitas 155 cc.
Ergonomi pengendara pas ideal untuk mayoritas postur orang Indonesia
Kesan gede langsung dirasakan begitu duduk di atas joknya. Permukaan jok lebar dan ergonomis berjarak 790 mm dari tanah, angka yang tergolong tinggi. Buat tester OTOPLUS-ONLINE yang berpostur 180 cm sih gak masalah, kedua kaki bisa menapak sempurna. Tapi buat tester OTOPLUS-ONLINE berpostur 165 cm, tapak kaki harus jinjit.
Permukaan jok lebar dengan kontur busa jok moderat, gak empuk gak keras
Dimensi permukaan jok yang besar model comfortable tandem seat menawarkan ruang berlimpah untuk diduduki pengendara maupun pembonceng. Kontur joknya sih cukupan, gak keras, gak juga keempukan. Enaknya, permukaan jok pengendara di sisi depan tempat paha bertumpu dibuat tirus, jadi meski postur pengendara tidak terlalu tinggi tidak terlalu kesulitan untuk menjulurkan kaki menapak tanah.
Posisi footstep pembonceng yang tinggi membuat posisi duduk pembonceng mendekati jongkok
Sementara untuk pembonceng butuh usaha ekstra naik ke joknya lantaran permukaannya tinggi. Posisi footstep pembonceng yang diposisikan tinggi memaksa lutut boncenger menekuk sehingga terkesan jongkok.
Varian ABS menggunakan kenop putar untuk mengakses kunci. Seperti pendahulunya, membuka jok dan tutup bensin dilakukan dengan menekan tombol di sisi kontak
Pada varian Connected ABS Version, cukup mengantongi smart key, kita dapat mengakses kuncinya. Sistem keyless akan membaca sinyal smart key pada jarak minimal 80 cm. Ada yang harus dipahami tentang mekanisme kunci model kenop putar kompor ini terutama saat akan parkir.
Pastikan posisinya di mode OFF karena OTOPLUS-ONLINE sering kelupaan memosisikan pada mode OPEN, akibatnya begitu kita beranjak menjauh dari motor, peringatan berbunyi beep..beep..beep… akan menyalak menginformasikan kalau sistem keyless belum sepenuhnya non aktif.
Namun, meski pada posisi OPEN dan indikator berbunyi, kenop kunci tidak dapat diputar ke posisi ON apabila smart key berjarak lebih dari 80 cm.
Dengan Smart Motor Generator, mesin mudah dihidupkan tanpa drama suara apa pun. Saat stasioner, getaran mesin tergolong halus meski Yamaha telah meningkatkan performa All New Aerox dengan mesin baru untuk mengimbangi tampilannya yang makin sporty.
Unit mesin dan transmisi identik dengan All New Nmax, ditunjukkan dengan bentuk dan volume boks filter udara yang membesar dibandingkan sebelumnya
Mesin baru dengan desain ruang kepala silinder baru ini dibekali klep intake berukuran lebih besar (20,5 mm). Piston yang dipakai tipe Power Jet mirip kepunyaan Yamaha R15 sehingga ujung-ujungnya meningkatkan perbandingan kompresi jadi 11,6:1. Angka ini meningkat signifikan dari Aerox sebelumnya yang manteng di angka 10,5:1. Dikombinasi pengembangan lain seperti intake manifold lebih panjang, boks filter udara dengan volume lebih besar hasilnya tenaga puncaknya meningkat menjadi 15,4 ps (15,1 dk) dari sebelumnya 15 ps (14,7 dk).
Di bawah 6.000 rpm ketika VVA belum aktif, motor ini enak diajak jalan santai
Nah, asyiknya penyaluran tenaganya terasa smooth pada putaran di bawah 6.000 rpm. Sehingga diajak jalan santai, motor ini enak banget. Tapi begitu rpm diajak naik di atas 6.000 rpm, teknologi VVA (Variable Valve Actuation) akan aktif sehingga tenaga mesin terekstrak seutuhnya. Kecepatan 110 km/jam cukup mudah diraih, merasakan sisa putaran grip gas All New Aerox berpotensi menggapai top speed di kisaran 120 km/jam meski cukup lama menggapainya.
Kalau sok belakang terasa kaku, sok depan terasa sedikit keempukan
Tak hanya bodi dan mesin, Yamaha Indonesia rupanya juga melakukan improvement di sektor sasis. Pengembangan itu di antaranya membuat sudut sokbreker belakang lebih tegak, tujuannya agar redaman suspensi lebih empuk dan jarak main suspensi depan yang dibuat lebih panjang 5 mm untuk menghindari seringnya terjadi bottoming alias mentok.
Pada varian ABS, sokbreker belakang menggunakan sok belakang model sub-tank suspension. Jangan lantas berpikir redamannya bakal empuk karena karakter cenderung progresif yang mengedepankan stabilitas sehingga terasa kaku
Andai rem belakang pakai cakram, perfect!
Oh ya, pengembangan detail lain yang cukup bermanfaat yaitu pada lokasi baut pengikat sokbreker belakang kini dilindungi cover sehingga tidak terekspos utuh seperti sebelumnya yang rawan dicuri.
Diameter handspat rasanya akan lebih ideal jika dibesarkan sedikit karena untuk pengendara bertangan besar seperti OTOPLUS-ONLINE diameternya terasa kekecilan
Hanya saja ada hal kecil yang mengganggu yaitu seputar setang. Pertama buat tester OTOPLUS-ONLINE yang bertapak tangan besar, diameter handspat atau grip gas terasa kekecilan. Akibatnya telapak tangan terasa pegal bukan lantaran memegang setang tapi lebih karena harus meremasnya.
Selain itu, setang terasa bergetar halus, untuk yang tidak sensitif bukan masalah tapi buat kami, getaran kontinyu terutama ketika dipakai berjalan jauh lumayan membuat tangan kesemutan setelahnya. Solusinya sih mudah, ganti handspat berdiameter lebih besar dan pasang balancer setang yang lebih berat keluhan itu bisa diatasi.
Jangan berharap lebih pada aspek fungsionalitasnya karena legroom yang menjadi keunggulan motor jenis skuter tidak disuguhkan Aerox
Ruang kaki terbatas
Kelemahan lain dari model crossover seperti Aerox jelas kepraktisan, ruang kaki terintrusi rangka tengah model underbone yang dijejali tangki. Bawa air galon jelas mustahil he..he.he… Untungnya Aerox dibekali bagasi dengan volume 24,5 liter, cukup besar untuk menyimpan berbagai pernik.
Bagasi berkapasitas 24,5 liter, cukup dijejali helm full face model tertentu yang diposisikan terbalik
Konsumsi BBM
Konsumsi BBM riilnya 43,63 km/liter, lebih irit dari klaim information display
Untuk mengetahui konsumsi bahan bakar, setelah tangki kami isi penuh menggunakan bensin beroktan 92 (pertamax) hingga menyentuh bibir tangki, tripmeter kami reset ke nol.
Setelah menjelajah 200,7 kilometer information display menginformasikan kalau konsumsi bahan rata-ratanya 40,7 km/liter.
Bersamaan dengan itu bensin kembali kami isi penuh hingga menyentuh bibir tangki. Volume bensin yang ditambahkan adalah 4,6 liter. Artinya jika dihitung dengan metode full to full, konsumsi riilnya 43,63 km/liter, lebih irit dari klaim information display.
Teks & Foto: Nugroho Sakri Yunarto
Comments